Mengenal Penyakit Difteri Pada Anak
Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteria yang menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Difteri dapat menular dengan cepat melalui kontak fisik atau lewat percikan air liur dari batuk ataupun bersin atau lewat sentuhan langsung pada luka penderita difteri. Seorang anak berpotensi untuk tertular penyakit difteri terutama apabila belum mendapatkan imunisasi. Yuk, simak lebih lanjut ulasan tentang penyakit difteri pada anak!
GEJALA
Gejala yang dapat muncul pada anak yang terkena difteri sebagai berikut :
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Kedua sisi leher bengkak (bull neck)
- Hidung meler
- Nyeri menelan
- Suara serak
- Sakit kepala
- Detak jantung meningkat
DIAGNOSIS
Untuk menentukan seorang anak terkena penyakit difteri, dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala klinik yang muncul, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dengan swab tenggorok, kultur, atau PCR. Pada pemeriksaan fisik tonsil dapat ditemukan tonsil membengkak ditutupi oleh bercak putih kotor yang makin lama makin meluas. Kasus konfirmasi difteri didapatkan hasil kultur atau PCR dengan bakteri Corynebacterium diphteria positif.
PENCEGAHAN
Pencegahan agar seorang anak tidak mengalami penyakit difteri yaitu dengan melakukan vaksin difteri yang dapat diberikan dalam bentuk kombinasi DPT-HB-Hib. Vaksin ini dapat diberikan 3 kali yaitu saat berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Kemudian untuk selanjutnya diberikan saat anak berusia 18 bulan dan dalam bentuk Td diberikan saat kegiatan bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
TATALAKSANA
Langkah penanganan pada anak yang mengalami difteri sebagai berikut :
- Istirahat cukup
- Makan makanan lunak dan hindari makanan yang dapat mengiritasi
- Jaga kebersihan mulut
- Menggunakan obat kumur antiseptik
Dokter akan memberikan pengobatan pada pasien anak dengan difteri dengan 2 macam obat yaitu dengan antitoksin untuk menetralisir racun dari difteri di dalam tubuh dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri difteri. Anak yang terdiagnosis difteri harus dilakukan perawatan di rumah sakit untuk mencegah komplikasi akibat difteri yang dapat terjadi seperti gangguan irama jantung, otot jantung, atau gangguan saraf.
REFERENSI :
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (2017) ‘Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer’, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, pp. 162, 364.