Manfaat dan Risiko Khitan pada Anak
Khitan merupakan pemotongan kulit yang menutupi penis sehingga keseluruhan dari kepala penis terlihat. Nah Khitan atau sunat itu sendiri tentu memiliki banyak manfaatnya loh Pearls terutama dalam bidang kesehatan. Apa aja sih manfaatnya?? Yuk simak ulasannya berikut ini
Manfaat khitan bagi kesehatan :
- Menurunkan risiko terkena penyakit menular seksual seperti HIV, IMS (infeksi menular seksual), kutil kelamin, herpes genital, dan ulkus genital
- Bagi pasangan seksual untuk wanita juga menurunkan risiko terkena bakterial vaginosis dan trikomoniasis
- Tidak sakit saat berhubungan seksual
- Menghindari risiko anak terkena balanitis (peradangan pada kulup atau kepala penis) dan balanopostitis (peradangan pada kepala penis dan preputium)
- Mencegah timbulnya masalah pada penis (kulit pada penis yang tidak disirkumsisi biasanya sulit untuk ditarik (fimosis), lama-kelamaan bisa menimbulkan peradangan pada kulup atau kepala penis
- Menurunkan risiko terkena kanker prostat, kanker penis, dan kanker serviks (Pauff and Miller, 2012)
Selain bagi kesehatan, sirkumsisi alias khitan ini juga bermanfaat bagi agama agar seorang muslim tetap mensucikan diri dari najis agar ibadah (shalat) tetap sah.
Risiko khitan pada anak :
Melakukan proses sirkumsisi atau khitan tentu juga memiliki risiko pada anak, tetapi cenderung rendah yah, risiko yang paling sering yaitu :
- Perdarahan
- Infeksi
- Kulit penis pada anak juga menjadi lebih sensitif setelah sirkumsisi. Area sirkumsisi dapat mengalami iritasi apabila bergesekan dengan popok dan terkena pipis. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian gel pada penis untuk beberapa hari.
- Nyeri
- Kulup yang terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang
- Meatitis (peradangan pada lubang penis)
Risiko khitan sangat rendah dan jarang sehingga tidak perlu khawatir untuk tetap melakukan khitan pada anak ya Pearls! Kini metode khitan atau sunat semakin canggih sehingga lebih aman tanpa resiko tinggi. Jika Pearls ingin melakukan khitan pada anak boleh melakukan konsultasikan terlebih dahulu ya…
Sumber :
Pauff, S. M. and Miller, S. C. (2012) ‘NIH Public Access’, Bone, 78(2), pp. 711–716. doi: 10.1001/jama.2011.1431.The.
https://www.nhs.uk/conditions/circumcision-in-boys/