Klinik Mutiara Cikutra

Persiapan dan Perawatan Pasca Khitan

Persiapan dan Perawatan Pasca Khitan

Persiapan dan Perawatan Pasca Khitan

 

Setelah anak menjalani khitan, Pearls perlu memperhatikan agar luka pasca khitan pada anak supaya cepat kering dan tidak terjadi infeksi. Biasanya dokter akan menjadwalkan kontrol rutin setelah khitan. Namun perlu diigat proses perawatan khitan secara khusus memiliki tahap perawatan yang berbeda-beda sesuai metode khitan yang digunakan. Rata-rata roses penyembuhan khitan biasanya berlangsung sekitar 1-2 minggu atau lebih cepat. Beberapa hal yang dapat Pearls lakukan di rumah untuk membantu proses penyembuhan, yaitu :

  • Pakaikan anak celana yang longgar sampai 3 hari setelah khitan untuk mencegah terjadi iritasi pada penis
  • Berikan obat sesuai dosis yang disarankanan dokter seperti obat antibotik dan anti nyeri
  • Jika anak merasa nyeri, Pearls juga dapat melakukan kompres dengan es yang dibalut dengan handuk pada area penis pasca khitan selama 15-20 menit
  • Tetap bersihkan bagian penis anak dengan menggunakan air hangat dan sabun secara perlahan (bagi metode khitan yang memperbolehkan terkena air)
  • Konsumsi makanan yang mengandung kacang-kacangan, sayuran hijau, protein daging, ikan salmon dan telur untuk membantu luka menjadi lebih cepat kering dan sembuh
  • Bagi anak yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan di atas maka hindari anak untuk tidak mengkonsumsinya agar terhindar dari gatal karena dapat menimbulkan luka baru

 

Sekian Pearls penjelasan tentang beberapa perawatan yang dapat dilakukan di rumah setelah anak melakukan khitan. Namun, jika selama perawatan di rumah, anak mengalami demam, perdarahan, kemerahan, bengkak, atau muncul nanah pada penis sebelum jadwal kontrol, maka jangan ragu untuk segera kembali ke dokter atau hubungi perawat untuk diperiksa lebih lanjut. Semoga bermanfaat Pearls .

 

Sumber :

https://www.chadkids.org/urology/post-circumcision-care

https://www.childrensdayton.org/patients-visitors/services/urology/conditions/circumcision

https://id.theasianparent.com/7-tips-perawatan-pasca-sunat

Usia Tepat Untuk Khitan Anak Laki-Laki

Usia Tepat Untuk Khitan Anak Laki-Laki

Usia Tepat Untuk Khitan Anak Laki-Laki

 

Banyak para orangtua yang bertanya, sebenarnya kapan sih Usia yang tepat untuk melakukan khitan atau sunat pada anak laki-laki?. Nah Faktanya usia yang tepat untuk melakukan khitan pada anak laki-laki dapat dilakukan kapan pun apabila tidak ada kondisi medis tertentu. Pearls dapat melakukan sirkumisisi atau khitan saat bayi masih lahir, namun direkomendasikan untuk dilakukan antara 24-72 jam setelah bayi lahir ya agar meminimalisir terjadinya risiko saat sirkumsisi terutama perdarahan. Dilaporkan bahwa khitan yang dilakukan saat bayi, rasa nyerinya lebih berkurang  selain itu juga berhubungan dengan komplikasi yang rendah, tetapi memerlukan pengalaman pada dokter ahli yang akan melakukan khitan.

Penelitian dari Erzincan University of Medical Sciences, Erzincan, Turki pada tahun 2014 menjelaskan bahwa untuk melakukan khitan pada anak laki-laki dapat dilakukan pada usia neonatus, phallic stage (usia 3-4 tahun), dan usia sekolah (2, 12, dan 13 tahun). Namun, dengan mempertimbangkan penggunaan obat bius, komplikasi, dan durasi perawatan, waktu paling baik yaitu dilakukan saat usia dibawah 1 tahun (saat bayi). Jika usia anak sudah semakin dewasa, maka biasanya Pearls akan kesulitan untuk mengajak anak melakukan khitan karena mungkin anak akan cenderung takut sehingga sering ditunda. 

Nah, sebaiknya untuk melakukan khitan pada bayi, Pearls bisa konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Biasanya pada bayi jauh lebih minimal komplikasinya dibandingkan saat anak sudah beranjak dewasa. Semoga bermanfaat informasinya, Pearls.

 

Sumber :

https://www.circumcisioninlondon.co.uk/post/what-is-the-best-age-for-circumcision

https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2431-12-20

 

Manfaat dan Risiko Khitan pada Anak

Manfaat dan Risiko Khitan pada Anak

Manfaat dan Risiko Khitan pada Anak

 

Khitan merupakan pemotongan kulit yang menutupi penis sehingga keseluruhan dari kepala penis terlihat. Nah Khitan atau sunat itu sendiri tentu memiliki banyak manfaatnya loh Pearls terutama dalam bidang kesehatan. Apa aja sih manfaatnya??  Yuk simak ulasannya berikut ini

Manfaat khitan bagi kesehatan :

  • Menurunkan risiko terkena penyakit menular seksual seperti HIV, IMS (infeksi menular seksual), kutil kelamin, herpes genital, dan ulkus genital
  • Bagi pasangan seksual untuk wanita juga menurunkan risiko terkena bakterial vaginosis dan trikomoniasis
  • Tidak sakit saat berhubungan seksual
  • Menghindari risiko anak terkena balanitis (peradangan pada kulup atau kepala penis) dan balanopostitis (peradangan pada kepala penis dan preputium)
  • Mencegah timbulnya masalah pada penis (kulit pada penis yang tidak disirkumsisi biasanya sulit untuk ditarik (fimosis), lama-kelamaan bisa menimbulkan peradangan pada kulup atau kepala penis
  • Menurunkan risiko terkena kanker prostat, kanker penis, dan kanker serviks (Pauff and Miller, 2012)

Selain bagi kesehatan, sirkumsisi alias khitan ini juga bermanfaat bagi agama agar seorang muslim tetap mensucikan diri dari najis agar ibadah (shalat) tetap sah. 

 

Risiko khitan pada anak :

Melakukan proses sirkumsisi atau khitan tentu juga memiliki risiko pada anak, tetapi cenderung rendah yah, risiko yang paling sering yaitu :

  • Perdarahan 
  • Infeksi
  • Kulit penis pada anak juga menjadi lebih sensitif setelah sirkumsisi. Area sirkumsisi dapat mengalami iritasi apabila bergesekan dengan popok dan terkena pipis. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian gel pada penis untuk beberapa hari. 
  • Nyeri
  • Kulup yang terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang
  • Meatitis (peradangan pada lubang penis)

Risiko khitan sangat rendah dan jarang sehingga tidak perlu khawatir untuk tetap melakukan khitan pada anak ya Pearls! Kini metode khitan atau sunat semakin canggih sehingga lebih aman tanpa resiko tinggi. Jika Pearls ingin melakukan khitan pada anak boleh melakukan konsultasikan terlebih dahulu ya… 

 

Sumber :

Pauff, S. M. and Miller, S. C. (2012) ‘NIH Public Access’, Bone, 78(2), pp. 711–716. doi: 10.1001/jama.2011.1431.The.

https://www.nhs.uk/conditions/circumcision-in-boys/

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui
& Perlekatan Menyusui yang Benar

 

Tau gak sih moms kalau keberhasilan menyusui tergantung pada posisi dan perlekatan bayi ke payudara loh. Ketika bayi diposisikan dan dilekatkan dengan benar, mereka akan menyusu dengan baik dan Moms tidak akan merasakan sakit. Saat Moms mulai menyusui, mungkin akan merasa tidak nyaman, tetapi lama kelamaan Moms akan terbiasa dengan perasaan itu. Posisi menyusui bisa berbeda-beda, jadi temukan satu yang paling sesuai untuk Moms dan bayi, ya!

 

Berbagai posisi menyusui yang dapat Moms coba di antaranya :


  1.   Cradle Position

Cradle Position
Cradle Position

Cradle Position merupakan posisi menyusui yang paling banyak dilakukan, yaitu dengan posisi Moms tegak dan bayi diposisikan miring, kepala dan leher berbaring di sepanjang lengan bawah serta tubuh menempel pada perut Moms. Moms bisa menggunakan bantal di belakang Moms dan bantal menyusui di pangkuan untuk menopang bayi dan lengan Moms. Jika menggunakan bantal menyusui pastikan posisi bayi tidak terlalu tinggi untuk menghindari putting yang sakit dan perlekatan yang terlalu tegang.

 


  1.   Cross-Cradle Position

Cross-Cradle
Cross-Cradle

Posisi ini terlihat mirip dengan Cradle, tetapi bayi diletakkan di sepanjang lengan yang berlawanan. Tujuannya adalah untuk menopang bayi di sekitar leher dan bahu agar bisa memiringkan kepalanya sebelum menempel. Posisi ini sangat bagus unutk bayi baru lahir terutama untuk bayi dengan tubuh kecil dan bayi-bayi yang kesulitan menempel pada tubuh ibu.

 


  1. Football Hold Position

Football Hold Position
Football Hold Position

Posisi ini merupakan posisi menyusui yang baik untuk Moms yang menjalani operasi Caesar, ibu dengan payudara besar atau bayi kecil. Caranya yaitu dengan meletakkan bantal di sebelah Moms. Kemudian gendong bayi menghadap ke atas di lengan Moms. Gunakan telapak tangan Moms di lengan yang sama untuk menopang leher bayi dan sandarkan sisi bayi ke sisi tubuh Moms. Kemudian angkat bayi ke payudara Moms.

 


  1. Laid Back Position

Laid Back Positions
Laid Back Position

Jika Anda pernah melahirkan secara operasi caesar dan tidak dapat menemukan posisi menyusui yang nyaman, posisi ini dapat membantu. Berbaring dengan tubuh bayi di bahu Moms akan membuat Moms menyusui dengan nyaman tanpa beban atau tekanan pada luka Moms.

 


  1. Side Lying Position

  

Side Lying
Side Lying

Posisi ini juga nyaman bagi ibu yang pernah menjalani operasi caesar karena bayi tidak memberikan tekanan pada perut ibu. Mulailah dengan berbaring miring dengan bayi Moms menghadap Anda. Bayi harus diposisikan sehingga hidungnya berseberangan dengan puting susu Moms. Gunakan lengan bawah Moms untuk menggendong punggung bayi, atau Moms dapat menyelipkan selimut yang digulung di belakang bayi untuk membantu meletakkan bayi di dekat Moms sementara Moms dapat menggunakan lengan untuk menopang kepala Moms sendiri. Moms dapat menopang payudara Moms dengan tangan yang lain.

 

Perlekatan menyusui yang benar :

perlekatan yang benar

  1.   Dekatkan seluruh badan bayi dan hidung dekat dengan puting susu ibu
  2.   Biarkan kepala bayi agak ke belakang sehingga bagian atas bibir bayi dapat menyentuh puting ibu
  3.   Ketika mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi akan menyentuh payudara, disertai bagian belakang kepala ke belakang sehingga lidah bayi dapat menyentuh keseluruhan payudara
  4.   Dengan posisi dagu yang menempel pada payudara dan posisi hidung terbuka, disertai mulut bayi yang terbuka lebar, maka pipi bayi akan terlihat bulat dan penuh selama bayi sedang menetek

 

Tanda-tanda bayi melekat dengan benar:

  • Bayi harus memiliki mulut penuh payudara di mulutnya
  • Dagu harus menyentuh payudara Moms
  • Moms mungkin melihat bibir atas dan bawah bayi melengkung
  • Pipi bayi harus penuh dan bulat, Moms seharusnya tidak melihat lesung pipi saat bayi menetek
  • Rahang bayi harus bergerak, mungkin juga melihat telinga bayi berkedut saat mereka makan
  • Bayi akan mulai dengan hisapan cepat pendek, kemudian berubah menjadi hisapan panjang dalam dengan jeda untuk bernapas
  • Moms harus mendengar bayi menelan saat volume ASI meningkat
  • Moms seharusnya tidak mendengar suara seperti “klik”
  • Bayi harus menyusui dengan tenang dan tidak berpindah-pindah payudara
  • Bayi selesai menyusu dan tampak puas
  • Moms akan merasa nyaman saat menyusui dan puting tidak akan sakit

 

 

Sumber :

https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/how-to-breastfeed/breastfeeding-positions/

https://www2.hse.ie/wellbeing/babies-and-children/breastfeeding/a-good-start/positioning-and-attachment/

 

 

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS,
PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

 

Mastitis adalah inflamasi pada payudara yang diakibatkan karena infeksi. Kondisi ini muncul pada wanita yang sedang menyusui, terutama pada 6-12 minggu pertama setelah bayi lahir.

mastitis

 GEJALA

  • Nyeri pada payudara
  • Bengkak
  • Nyeri tekan, kemerahan pada payudara
  • Payudara terasa hangat
  • Sensasi terbakar saat menyusui
  • Cairan keluar dari puting susu
  • Demam
  • Panas dingin
  • Mual, muntah

Mastitis ini dapat sering muncul hanya pada satu payudara

 

PENYEBAB

Mastitis disebabkan karena bakteri yang ditemukan pada kulit atau mulut bayi. Bakteri ini dapat masuk ke payudara melalui lubang saluran susu atau adanya celah pada puting susu. Infeksi lebih mungkin terjadi ketika susu terperangkap di dalam payudara. Susu yang tertahan dalam payudara membuat bakteri tumbuh sehingga menyebabkan infeksi. Susu yang tertahan ini sering diakibatkan karena teknik menyusui yang kurang tepat pada bayi. Terkadang saluran susu juga bisa tersumbat sehingga menyebabkan ASI kembali ke dalam payudara.

       Moms akan berisiko tinggi mengalami mastitis jika :

  • Memiliki puting yang sakit atau pecah-pecah
  • Menggunakan satu posisi untuk menyusui
  • Menggunakan bra yang ketat sehingga membatasi aliran ASI

 

DIAGNOSIS

Dokter dapat mendiagnosis mastitis dengan menggunakan USG, MRI, mammogram, atau biopsi.

PENCEGAHAN

  • Bayi harus menempel pada puting dengan mulut terbuka lebar.
  • Biarkan bayi mengosongkan satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya.
  • Ubah posisi bayi dari satu kali menyusui ke yang berikutnya untuk membantu mengosongkan semua area payudara.
  • Hindari memakai bra yang terlalu ketat sehingga dapat menyebabkan puting lembap setelah menyusui.
  • Keluarkan puting susu Moms jika memungkinkan.
  • Beritahu dokter atau konsultan laktasi jika Moms mengalami nyeri puting selama menyusui.

 

Penanganan

  • Kompres hangat pada payudara yang mengalami mastitis untuk mengurangi keluhan nyeri dan menghilangkan sumbatan. Sedangkan kompres dingin membantu untuk menhilangkan bengkak pada payudara. Kompres dapat dilakukan selama 15 menit, lakukan secara berkala sebanyak tiga kali sehari. 
  • Menyusui setiap dua jam atau lebih sering untuk menjaga agar ASI tetap mengalir melalui saluran susu. Jika perlu, gunakan pompa payudara untuk memeras ASI di antara waktu menyusui
  • Menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, aman untuk bayi. Jika memulai dengan payudara yang mengalami mastitis terlalu nyeri, cobalah menyusui bayi dengan payudara yang sehat terlebih dahulu. Kemudian, setelah ASI mengalir, menyusuilah dari payudara yang sakit. Jika puting susu pecah-pecah dan nyeri untuk menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, peras dengan tangan atau gunakan pompa payudara untuk mengosongkan ASI. Cobalah ini setiap kali Moms tidak dapat menyusui.
  • Minum banyak cairan dan istirahat bila memungkinkan
  • Pijat area payudara dengan gerakan melingkar yang lembut mulai dari bagian luar area yang sakit dan terus ke dalam menuju putting susu
  • Minum obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS) sebagai anti nyeri. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik.
  • Kenakan bra yang tidak terlalu ketat sehingga tidak menekan payudara

 

Sumber :

https://familydoctor.org/condition/mastitis/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15613-mastitis

https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns%E2%80%93mum/mastitis

 

 

 

 

 

Kenali Cerebral Palsy pada Anak

Kenali Cerebral Palsy pada Anak

Kenali Cerebral Palsy pada Anak

Cerebral Palsy (CP) merupakan sekelompok penyakit yang menyerang kemampuan pasien untuk bergerak dan menjaga keseimbangan serta postur tubuh. CP adalah gangguan motorik yang paling sering terjadi di anak-anak. CP disebabkan karena perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan perkembangan otak sehingga seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol otot motorik. Yuk Moms simak lebih lanjut ulasan tentang penyakit Cerebral Palsy!

Gejala

Gejala yang dapat terlihat pada anak yang mengalami Cerebral Palsy antaralain :

  • Seseorang dengan CP (Cerebral Palsy) berat membutuhkan peralatan khusus untuk berjalan dan kebanyakan tidak dapat berjalan dengan baik
  • Disabilitas intelektual dapat terjadi seperti kejang, gangguan penglihatan, pendengaran, atau bicara, gangguan tulang belakang (seperti skoliosis) atau masalah sendi (seperti kontraktur)

Tipe

Tipe dari Cerebral Palsy : 

  • Otot kaku (spastik)
  • Gerakan tidak terkontrol (diskinesia)
  • Keseimbangan dan koordinasi kurang baik (ataxia)

Penyebab dan Faktor Resiko Cerebral Palsy

  • Mayoritas dari CP (Cerebral Palsy) disebabkan karena faktor genetik (keturunan) yaitu sekitar 85-90%
  • Sebagian kecil CP (Cerebral Palsy) disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan yang terjadi pada lebih dari 28 hari setelah lahir yang biasanya berhubungan dengan infeksi meningitis atau cedera kepala

Skrining dan Diagnosis

Diagnosis CP (Cerebral Palsy) pada awal usia sangat penting untuk anak-anak dan keluarga, beberapa tahapan untuk mendiagnosis :

  1. Monitor perkembangan

Monitor perkembangan anak dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia. Jika ada yang harus diwaspadai pada perkembangan anak yang muncul selama pemantauan, maka tes skrining perkembangan harus dilakukan sesegera mungkin.

  1. Skrining perkembangan

Selama skrining perkembangan, anak harus dipantau apakah ada keterlambatan motorik ataupun gerakan. Ketika hasil dari tes skrining ada gangguan keterlambatan motorik atau gerakan, maka dokter akan melakukan rujukan untuk evaluasi kondisi medis dan perkembangan anak.

  1. Evaluasi perkembangan dan kondisi medis

Tujuan dari evaluasi perkembanan adalah untuk mendiagnosis tipe spesifik CP (Cerebral Palsy) yang dialami anak.

Tatalaksana dan Intervensi

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit CP (Cerebral Palsy), tetapi intervensi awal dapat meningkatkan kehidupan mereka yang memiliki kondisi tersebut. Penting bagi anak yang terdiganosis CP untuk memulai program intervensi pengobatan sedini mungkin.

Setelah diagnosis CP (Cerebral Palsy) ditegakkan, dokter anak dan orang tua akan berdiskusi untuk mengembangkan rencana untuk membantu anak agar dapat mencapai potensi penuh selama hidupnya.

Intervensi umum yang dapat dilakukan termasuk pemberian obat-obatan; pembedahan kawat gigi, terapi fisik, okupasi, dan wicara. Sebelum memutuskan rencana intervensi, penting bagi orang tua untuk berdiskusi dengan dokter anak agar memahami semua risiko dan manfaatnya.

 

REFERENSI :

  1.   American Academy of Pediatrics. Caring for your baby and young child: Birth to age five. 5th ed. Shelov SP, editor. Elk Grove Village (IL): Bantam Books; 2009.
  2.   American Academy of Pediatrics Healthy Children / Cerebral Palsy

http://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/developmental-disabilities/pages/Cerebral-Palsy.aspx

Gejala dan Penanganan Demam Tifoid

Gejala dan Penanganan Demam Tifoid

Gejala dan Penanganan Demam Tifoid

Demam tifoid atau yang lebih sering dikenal dengan tipes sering dikaitkan dengan kualitas higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Di Indonesia, angka kejadian demam tifoid sering terjadi khususnya pada orang dewasa. Yuk simak ulasan berikut ini tentang gejala dan cara penanganan demam tifoid, Pearls!

 

GEJALA

Gejala yang dapat muncul pada anak yang mengalami tifoid antaralain :

  •   Demam turun naik terutama sore dan malam hari
  •   Nyeri kepala
  •   Gangguan saluran pencernaan seperti diare, sulit BAB atau konstipasi, mual, muntah, nyeri perut atau terkadang bisa muncul BAB berdarah
  •   Gejala lain dapat muncul seperti nyeri otot, pegal-pegal, tidak nafsu makan, sulit tidur
  •   Pada kasus demam tifoid berat, dapat terjadi penurunan kesadaran atau kejang

FAKTOR RISIKO

Faktor resiko penyebab anak dapat mengalami demam tifoid antaralain :

  •   Jarang mencuci tangan
  •   Konsumsi makanan yang terkontaminasi, tercemar debu, sampah, atau dihinggapi lalat
  •   Adanya wabah demam tifoid di sekitar tempat tinggal
  •   Kebersihan lingkungan yang kurang baik
  •   Kondisi daya tahan tubuh rendah

 

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis apakah ada demam tifoid, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis ke arah tipes atau demam tifoid, yiatu tes darah lengkap, tes serologi dengan Tubex yang dapat mendeteksi bakteri Salmonella typhi, Tes Widal, atau kultur bakteri Salmonella typhi.

PENANGANAN

Langkah penanganan pada anak yang mengalami deman tifoid, pearls bisa lakukan ini :

  • Lakukan tirah baring dengan istirahat yang cukup
  • Menjaga kebutuh asupan cairan
  • Cukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan bergizi seimbang
  • Konsumsi obat antibiotik sesuai dengan anjuran dokter
  • Konsumsi obat sesuai dengan gejala seperti obat demam dan untuk mengurangi keluhan saluran pencernaan

Pearls yang mengalami tipes atau demam tifoid dapat melakukan perawatan di rumah apabila dengan gejala yang ringan, kesadaran baik, dan dapat makan serta minum dengan baik. 

Sekian informasi dan penjelasan tentang penyakit tipes. Semoga bermanfaat dan tidak perlu panik ya, Pearls!

 

REFERENSI :

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (2017) ‘Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer’, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, pp. 162, 364.

Mengenal Penyakit Difteri Pada Anak

Mengenal Penyakit Difteri Pada Anak

Mengenal Penyakit Difteri Pada Anak

Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteria yang menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Difteri dapat menular dengan cepat melalui kontak fisik atau lewat percikan air liur dari batuk ataupun bersin atau lewat sentuhan langsung pada luka penderita difteri. Seorang anak berpotensi untuk tertular penyakit difteri terutama apabila belum mendapatkan imunisasi. Yuk, simak lebih lanjut ulasan tentang penyakit difteri pada anak!

GEJALA

Gejala yang dapat muncul pada anak yang terkena difteri sebagai berikut :

  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Kedua sisi leher bengkak (bull neck)
  • Hidung meler
  • Nyeri menelan
  • Suara serak
  • Sakit kepala
  • Detak jantung meningkat

DIAGNOSIS

         Untuk menentukan seorang anak terkena penyakit difteri, dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala klinik yang muncul, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dengan swab tenggorok, kultur, atau PCR. Pada pemeriksaan fisik tonsil dapat ditemukan tonsil membengkak ditutupi oleh bercak putih kotor yang makin lama makin meluas. Kasus konfirmasi difteri didapatkan hasil kultur atau PCR dengan bakteri Corynebacterium diphteria positif.

PENCEGAHAN

         Pencegahan agar seorang anak tidak mengalami penyakit difteri yaitu dengan melakukan vaksin difteri  yang dapat diberikan dalam bentuk kombinasi DPT-HB-Hib. Vaksin ini dapat diberikan 3 kali yaitu saat berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Kemudian untuk selanjutnya diberikan saat anak berusia 18 bulan dan dalam bentuk Td diberikan saat kegiatan bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

 

TATALAKSANA

Langkah penanganan pada anak yang mengalami difteri sebagai berikut :

  1. Istirahat cukup
  2. Makan makanan lunak dan hindari makanan yang dapat mengiritasi
  3. Jaga kebersihan mulut
  4. Menggunakan obat kumur antiseptik

Dokter akan memberikan pengobatan pada pasien anak dengan difteri dengan 2 macam obat yaitu dengan antitoksin untuk menetralisir racun dari difteri di dalam tubuh dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri difteri. Anak yang terdiagnosis difteri harus dilakukan perawatan di rumah sakit untuk mencegah komplikasi akibat difteri yang dapat terjadi seperti gangguan irama jantung, otot jantung, atau gangguan saraf.

 

REFERENSI :

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (2017) ‘Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer’, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, pp. 162, 364.

MENGENAL KEJANG DEMAM PADA ANAK

MENGENAL KEJANG DEMAM PADA ANAK

MENGENAL KEJANG DEMAM PADA ANAK

Kejang demam merupakan suatu bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (di atas 38°C) pada anak berusia 6 bulan – 5 tahun dan tidak disebabkan oleh proses intrakranial (seperti infeksi atau radang otak). (Pusponegoro, Widodo and Ismael, 2006)

 Penanganan saat anak kejang 

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh Moms saat kejang terjadi di rumah :

  1.   Tetap tenang dan jangan panik
  2.   Bawa ke lokasi aman
  3.   Taruh anak di tempat beralas datar
  4.   Longgarkan pakaian anak terutama di sekitar leher
  5.   Miringkan kepala, badan, pinggul ke satu sisi (kiri atau kanan)
  6.   Ukur suhu, observasi, dan catat lama dan bentuk kejang
  7.   Tetap bersama pasien selama kejang
  8.   Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak pada saat kejang terjadi
  9.   Masukkan obat anti kejang dari anus sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter, obat ini hanya boleh diberikan 1x di rumah. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti. Jika kejang sudah berhenti setelah pemberian obat anti kejang, maka Moms segera bawa anak ke IGD Rumah Sakit terdekat

 Pemeriksaan pada anak kejang

Beberapa pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh dokter saat anak datang dengan riwayat kejang demam :

  1. Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya penyakit saluran pencernaan disertai dehidrasi dan demam. Pemeriksaan labora- torium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.

  2. Pemeriksaan cairan serebrospinal dapat dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami peradangan selaput otak (meningtitis). Dokter juga akan melakukan pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) untuk memperkirakan kemungkinan terjadi epilepsi pada pasien kejang demam.

Faktor risiko

Faktor risiko kemungkinan berulangnya kejang demam :

  1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
  2. Usia kurang dari 12 bulan
  3. Suhu yang rendah saat terjadi kejang
  4. Cepatnya kejang setelah demam

Moms tetap tenang ya jika anak mengalami kejang demam. Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam belum pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan saraf pasien kejang demam juga cenderung normal. Kejang demam yang menyebabkan kematian juga belum pernah dilaporkan. Tetap sehat selalu untuk si Kecil, Moms!

REFERENSI :

Pusponegoro, H., Widodo, D. P. and Ismael, S. (Ikatan D. A. I. (2006) ‘Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam’, Ikatan Dokter Anak Indonesia, pp. 1–23. Available at: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Konsensus-Penatalaksanaan-Kejang-Demam.pdf.

GEJALA DEMAM BERDARAH DAN TANDA BAHAYA PADA ANAK

GEJALA DEMAM BERDARAH DAN TANDA BAHAYA PADA ANAK

GEJALA DEMAM BERDARAH DAN TANDA BAHAYA PADA ANAK

 

DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit, adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma. (Kemenkes, 2017)

GEJALA DEMAM BERDARAH

         Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai dengan demam yang tinggi, mendadak, kontinu berlangsung antara 2-7 hari. Gejala yang sering muncul di antaranya adalah muka kemerahan (facial flushing), kurang nafsu makan, nyeri otot, dan nyeri sendi. Gejala lain yang dapat muncul di antaranya nyeri ulu hati, mual, muntah, dan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik terkadang ditemukan mata merah dan radang tenggorokan. Demam dapat mencapai suhu 40°C dan dapat disertai dengan kejang demam. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014)

TANDA BAHAYA DEMAM BERDARAH

Selain gejala-gejala di atas, Moms juga harus memperhatikan beberapa tanda bahaya berikut yang dapat terjadi pada anak yang mengalami DBD :

  • Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
  • Menolak makan dan minum
  • Nyeri perut hebat dan nyeri tekan perut
  • Muntah yang menetap
  • Anak gelisah
  • Perdarahan (mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB hitam)
  • Anak tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam
  • Kejang
  • Sesak napas
  • Tangan dan kaki dingin dan lembab
  • Anak tampak lemas

TATALAKSANA DEMAM BERDARAH

Tips penanganan pada anak demam berdarah yang dapat dilakukan antara lain :

  •   Tirah baring selama demam
  •   Pemberian obat penurun demam seperti parasetamol dengan dosis yang direkomendasikan dokter dapat diulang setiap 4-6 jam bila demam
  •   Kompres hangat pada dahi, lipatan ketiak, lipatan paha untuk menurunkan demam
  •   Anak dianjurkan cukup minum (1-2 liter/hari), boleh air putih atau jus jambu, pastikan frekuensi buang air kecil ada setiap 4-6 jam
  •   Segera bawa ke rumah sakit jika muncul tanda bahaya pada anak

Sekian penjelasan seputar Demam Berdarah pada anak yang sekarang sedang menjadi wabah di Indonesia terutama saat di musim hujan . Semoga tetap sehat selalu untuk si Kecil ya, Pearls!

 

REFERENSI :

  1.   Ikatan Dokter Anak Indonesia (2014) ‘Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak’, p. 76.
  1.   Kemenkes (2017) ‘Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia’, Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah di indonesia, 5(7), p. 9. Available at: https://drive.google.com/file/d/1IATZEcgGX3x3BcVUcO_l8Yu9B5REKOKE/view.