Klinik Mutiara Cikutra

Memahami Perbedaan USG 2D, 3D, 4D, dan Transvaginal

Memahami Perbedaan USG 2D, 3D, 4D, dan Transvaginal

Memahami Perbedaan USG 2D, 3D, 4D
dan USG Transvaginal

USG 2 DIMENSI

USG 2D
                                  USG 2D

USG 2 dimensi merupakan teknologi USG menggunakan 2 bidang untuk melihat perkembangan janin. USG ini menampilkan gambaran datar secara dua dimensi dan berwarna hitam putih. Moms dapat melihat gambaran tulang bayi yang berwarna putih. Biasanya USG 2 dimensi sering dipakai pada awal usia kehamilan untuk menentukan kehamilan dan perkiraan usia kelahiran. Moms juga bisa mendengar detak jantung bayi. Penggunaan USG ini biasanya diulang pada usia kehamilan 18-20 minggu untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan Moms juga bisa mengetahui jenis kelamin bayi.

 

USG 3 DIMENSI

USG 3D
                                        USG 3D

    USG 3 dimensi merupakan teknologi USG menggunakan 3 bidang yang sering digunakan untuk melihat apakah ada kecacatan dari wajah atau tulang bayi. Biasanya penggunaan USG ini dilakukan pada usia kehamilan 24-32 minggu. USG 3 dimensi dapat membantu untuk diagnosis apakah bayi memiliki kelainan seperti bibir sumbing, kelainan celah langit mulut, dan kondisi jantung bayi. Beberapa orang tua lebih menyukai penggunaan USG 3 dimensi karena bisa melihat wajah bayi dengan lebih jelas daripada USG 2 dimensi.

USG 4 Dimensi

USG 4D
                               USG 4D

Gambaran USG 4 dimensi mirip dengan USG 3 dimensi, namun perbedaannya adalah USG 4 dimensi bisa menampilkan video yang bergerak. Moms bisa melihat aktivitas bayi ketika sedang tersenyum, menguap, mengisap jempol, menendang, menutup atau membuka mata. Penggunaan USG 4 dimensi juga bisa melihat anggota tubuh bayi secara lebih jelas, seperti lesung pipi yang muncul pada bayi atau bentuk hidung bayi. USG 4 dimensi sebaiknya dilakukan ketika bagian tubuh janin sudah terbentuk yaitu pada usia kehamilan 26-30 minggu.

 

USG TRANSVAGINAL

USG Transvaginal
                                     USG Transvaginal

 USG transvaginal digunakan untuk melihat kondisi organ reproduksi seperti dinding rahim, leher rahim, dan panggul. Moms akan diminta untuk berbaring di tempat tidur, kemudian probe USG akan dimasukkan lewat vagina dengan menggunakan kondom dan gel. Mungkin rasanya akan sedikit tidak nyaman ya Moms, namun bisa berguna untuk melihat kantong kehamilan di awal usia kehamilan. USG transvaginal biasanya dilakukan pada awal-awal kehamilan yaitu usia kehamilan kurang dari 6 minggu atau pada kasus-kasus tertentu seperti kista ovarium, mioma uteri, dan kasus-kasus ginekologi lainnya.

 Itulah 4 perbedaan masing-masing USG yang sering digunakan. Semoga informasinya bermanfaat untuk Pearls dan penggunaan masing-masing USG bisa disesuaikan dengan usia kehamilan yah.

 

Sumber :

https://www.focusonthefamily.com/pro-life/the-differences-between-2d-3d-and-4d-ultrasounds-explained/

https://www.babycentre.co.uk/x557299/what-are-3d-and-4d-ultrasound-scans

Cara Menghitung Kontraksi Dan Kapan Ibu Hamil Harus Datang Ke Rumah Sakit

Cara Menghitung Kontraksi Dan Kapan Ibu Hamil Harus Datang Ke Rumah Sakit

Cara Menghitung Kontraksi
Dan Kapan Ibu Hamil Harus
Datang Ke Rumah Sakit

 

Saat mendekati masa persalinan, maka ibu hamil akan mengalami kontraksi. Kontraksi adalah kondisi dimana otot-otot rahim mengencang dan mengendur untuk mendorong bayi keluar ke jalan lahir. Kontraksi biasanya dimulai dari punggung bagian bawah kemudian ke perut bagian depan memunculkan sensasi seperti kram dan kencang. Kontraksi juga menyebabkan bagian atas rahim (fundus) mengencang dan menebal, sementara leher rahim dan bagian bawah rahim meregang dan rileks untuk membantu bayi keluar dari rahim menuju ke jalan lahir untuk dilahirkan. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui apakah yang dialami Moms merupakan kontraksi palsu atau kontraksi yang sesungguhnya dengan cara menghitung kontraksi. Yuk, simak ulasannya berikut ini, Moms!

 

CARA MENGHITUNG KONTRAKSI

Moms dapat menghitung kontraksi dengan menggunakan stopwatch. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan :

  1.   Jumlah kontraksi, yaitu seberapa sering kontraksi terjadi
  2.   Durasi kontraksi, yaitu seberapa lama tiap kontraksi terjadi
  3.   Regularitas kontraksi, yaitu apakah kontraksi terjadi dengan interval teratur, berakhir di waktu yang sama, atau semakin lama semakin intens

Jika kontraksi frekuensinya semakin sering dan teratur, maka semakin besar kemungkinan ibu hamil tengah dalam persalinan yang aktif. Walaupun banyak variasi yang muncul, kontraksi yang sebenarnya akan muncul dalam interval yang teratur. Kontraksi palsu tidak memiliki pola yang teratur.

  Langkah pertama untuk menghitung kontraksi yaitu Moms dapat membuat tabel yang menunjukkan kapan mulai kontraksi, akhir kontraksi, durasi kontraksi, dan frekuensi kontraksi. Berikut langkah selanjutnya :

  1. Ketika kontraksi dimulai, catat mulai jam berapa
  2. Ketika kontraksi berakhir, catat berakhir di jam berapa
  3. Waktu antara kontraksi dimulai dan berakhir menunjukkan durasi kontraksi
  4. Ketika kontraksi selanjutnya dimulai, catat waktunya
  5. Perhatikan perbedaan waktu dari akhir kontraksi pertama dengan awal kontraksi kedua. Hal ini menunjukkan frekuensi kontraksi.
  6. Lanjutkan catat waktu untuk setiap kontraksi yang muncul dengan tujuan untuk melihat apakah kontraksi sudah teratur atau belum. Jika belum teratur, Moms dapat beristirahat sejenak.

Berikut contoh tabel yang dapat dibuat oleh Moms :

tabel hitungan kontraksi

Sumber : https://www.verywellfamily.com/how-to-time-contractions-2752965

Kontraksi yang sesungguhnya akan terjadi dalam interval yang teratur dengan intensitas dan frekuensi yang semakin meningkat. Sedangkan jika Moms mengalami kontraksi palsu atau Braxton Hicks contractions, maka interval kontraksi tidak teratur dan tidak semakin kuat seiring berjalannya waktu.

 

KAPAN IBU HAMIL HARUS DATANG KE RUMAH SAKIT

Jika frekuensi dari kontraksi semakin dekat, teratur, dan durasinya semakin lama, maka kemunginan Moms sudah mendekati waktu persalinan. Ada cara mudah Moms untuk mengetahui kapan harus pergi ke rumah sakit yaitu ketika kontraksi Moms berpola 5-1-1, yaitu:

5 – jarak antar kontraksi berlangsung dengan interval 5 menit

1 – berdurasi 1 menit

1 – berada di pola yang sama dalam waktu 1 jam

         Dengan pola 5-1-1 ini, Moms bisa bersiap-siap terlebih dahulu untuk ke rumah sakit karena sudah mulai memasuki fase aktif persalinan.

kontraksi

Sumber : https://bloomlife.com/preg-u/timing-contractions/

Selain itu, Moms juga harus segera ke rumah sakit jika muncul gejala seperti :

  Perdarahan dari vagina

  Demam

  Nyeri tidak tertahankan

  Ketuban pecah

  Gerakan janin berkurang

 

Menghitung kontraksi sangat penting untuk diketahui oleh Moms yang akan melakukan persalinan karena bisa menentukan waktu yang tepat kapan harus segera pergi ke rumah sakit. Selain itu, Moms juga bisa mengetahui apakah yang dialami merupakan kontraksi palsu atau kontraksi yang sesungguhnya. Jika dirasakan kontraksi semakin teratur, intens, dan sering menandakan Moms harus segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh dokter atau bidan.

 

Sumber :

https://www.healthline.com/health/pregnancy/contractions-how-to-time#when-to-go-to-hospital

https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/labor-and-delivery/how-to-time-your-contractions/

https://www.verywellfamily.com/how-to-time-contractions-2752965

https://www.marchofdimes.org/pregnancy/contractions-and-signs-of-labor.aspx

VAGINAL BIRTH AFTER CESAREAN DELIVERY (VBAC) Persalinan normal setelah persalinan caesar

VAGINAL BIRTH AFTER CESAREAN DELIVERY (VBAC) Persalinan normal setelah persalinan caesar

VAGINAL BIRTH AFTER CESAREAN DELIVERY (VBAC)
Persalinan normal setelah persalinan caesar

 

VBAC merupakan proses persalinan normal setelah menjalani persalinan secara operasi caesar. Banyak ibu hamil yang menjalani VBAC tanpa timbul adanya masalah. VBAC sangat aman untuk wanita yang sebelumnya melakukan caesar dan dilaporkan minimal risiko. Tingkat keberhasilan pada wanita yang telah di skrining dan memenuhi syarat untuk dilakukan VBAC yaitu sekitar 60-80 persen. Ada beberapa alasan pada ibu hamil lebih memilih persalinan normal, yaitu :

  1. Menghindari persalinan dengan operasi caesar karena memiliki risiko seperti perdarahan post partum dan komplikasi anestesi saat operasi
  2. Risiko infeksi yang lebih rendah
  3. Waktu rawat inap di rumah sakit yang lebih pendek
  4. Waktu pemulihan yang lebih singkat

 

VBAC dapat membantu ibu untuk menghindari masalah kesehatan yang ditimbulkan jika ibu hamil melakukan prosedur caesar secara berulang, yaitu trauma kandung kemih, risiko dilakukan tindakan histerektomi (pengangkatan rahim), dan bisa terjadi masalah plasenta pada kehamilan selanjutnya.

 

SYARAT IBU HAMIL BOLEH MELAKUKAN VBAC

Berikut adalah beberapa kondisi ibu hamil yang memenuhi syarat untuk dilakukan VBAC yaitu:

  • Ibu hamil dengan bekas insisi operasi caesar garis horizontal dan terletak di perut bagian bawah
  • Ibu hamil dengan satu bayi dan memiliki riwayat satu kali operasi caesar dengan insisi horizontal dan letaknya rendah. Insisi vertikal tidak direkomendasikan karena bisa timbul risiko robekan dinding rahim
  • Mengandung bayi kembar dan memiliki riwayat satu kali operasi caesar dengan sayatan horizontal dan letaknya rendah
  • Memiliki tulang panggul yang cukup kuat dan besar agar bayi bisa keluar dengan mudah
  • Bayi di dalam kandungan harus dengan presentasi kepala di bagian bawah rahim
  • Tidak memiliki kondisi lain yang dapat mempersulit persalinan normal seperti plasenta previa atau tumor jinak rahim
  • Tidak memiliki riwayat robekan rahim sebelumnya
  • Tidak ada riwayat melakukan operasi berat sebelumnya seperti miomektomi

 

RISIKO VBAC

         Keberhasilan VBAC berhubungan dengan munculnya komplikasi seperti ruptur uteri, yaitu adanya robekan pada dinding rahim yang biasanya muncul pada bekas insisi operasi. Namun, komplikasi ini terjadi dalam waktu yang jarang. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ibu yang memiliki riwayat operasi caesar dengan sayatan horizontal dan letaknya rendah, maka risiko robekan dinding rahim hanya kurang dari satu persen. Jika terjadi robekan pada dinding rahim, maka akan terjadi risiko yang serius pada bayi bahkan kematian akibat penurunan aliran darah ke bayi.

Operasi caesar yang berulang meningkatkan risiko komplikasi secara signifikan seperti infeksi, cedera pada organ yang berdekatan, implantasi plasenta yang abnormal, dan kondisi plasentra previa dimana plasenta menutupi serviks secara komplit atau sebagian.

 

CARA MEMPERSIAPKAN VBAC

  • Jika Moms memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya dan sedang hamil, konsultasikan kepada dokter pada saat pertama kali kunjungan antenatal. Dokter akan melihat semua riwayat medis selama kehamilan, kemudian menentukan apakah persalinan Moms boleh menggunakan prosedur VBAC atau tidak
  • Moms dapat mengikuti kelas melahirkan bayi dalam VBAC
  • Tetaplah berlaku fleksibel dan menyadari bahwa kemungkinan komplikasi dapat terjadi sehingga mungkin bisa dilakukan operasi caesar secara darurat
  • Pastikan kepada dokter bahwa rumah sakit tempat melakukan VBAC memiliki fasilitas jika diperlukan operasi caesar secara darurat
  • Konsultasikan terkait risiko dan manfaat VBAC, terutama risiko yang sering muncul

 

 

Sumber :

https://www.acog.org/womens-health/faqs/vaginal-birth-after-cesarean-delivery

https://health.ucdavis.edu/newsroom/news/headlines/4-things-to-know-about-vaginal-birth-after-cesarean-section-vbacs/2019/08

https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/vbac/about/pac-20395249

 

10 Makanan yang Tidak Diperbolehkan Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil

10 Makanan yang Tidak Diperbolehkan Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil

10 Makanan yang Tidak Diperbolehkan Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil

Memasuki masa kehamilan, ada banyak hal yang harus moms sesuaikan dan relakan, salah satunya adalah mengatur asupan makanan yang masuk demi menjaga dan merawat si kecil yang sedang tumbuh di perut moms. Pilihan makanan yang moms konsumsi sehari-hari akan sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang janin. Yuk moms! simak apa saja sih makanan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil

 

  1.   Daging tidak matang

daging merah

Masak semua daging dengan matang, jangan sampai daging masih berwarna merah muda atau masih ada darah yang muncul. Moms harus memperhatikan lebih pada daging-daging yang akan dimasak seperti sapi, kambing, sosis, daging cincang, termasuk pada burger. Hal ini disebabkan karena sering ditemukan bakteri Toxoplasma yang bisa menyebabkan toxoplasmosis akibat parasit yang ditemukan pada daging, tanah, air tidak matang. Jika terinfeksi toxoplasmosis, dapat menyebabkan kepala bayi berisi cairan (hidrosefalus) dan risiko keguguran.

Moms juga perlu membersihkan semua peralatan yang digunakan untuk memasak daging mentah serta pastikan selalu cuci tangan dengan bersih setelah memegang daging mentah. Hal ini diperlukan untuk menghindari kemungkinan bakteri lain yang muncul seperti Salmonella, Campylobacter, dan Escherichia coli yang bisa menyebabkan keracunan makanan.

  1.   Ikan dengan kadar merkuri tinggi

Ikan mengandung protein dan omega-3 sangat direkomendasikan dalam kehamilan. Namun, ikan dengan kadar merkuri tinggi dapat mengganggu perkembangan sistem saraf bayi. Jadi, Moms sebaiknya hindari ikan seperti ikan hiu, marlin, tilefish.

  1.   Telur mentah atau setengah matang

telur setengah matang

Moms perlu memperhatikan bahwa telur harus dimasak dengan matang sampai bagian putih dan kuning telur tampak padat. Hal ini untuk mencegah keracunan makanan akibat bakteri Salmonella.

  1.   Sushi

Moms sebaiknya hindari makanan laut seperti tiram mentah, sashimi, sushi karena ada risiko tinggi bakteri listeria. Varian sushi yang aman untuk dimakan yaitu yang matang seperti belut (unagi) atau udang (ebi) yang dimasak dengan matang, alpukat (contohnya : California Roll), telur yang matang (tamago)

  1.   Sayuran mentah

Produk makanan yang sebaiknya dihindari oleh Moms yang tengah hamil yaitu sayuran mentah seperti lalapan atau salad. Risiko dari sayuran mentah ini adalah kurang bersih saat mencucinya sehingga bisa terkontaminasi oleh bakteri Toxoplasma, Escherichia coli, Salmonella, Listeria yang bisa didapatkan dari tanah.

  1.   Produk susu tidak terpasteurisasi

Produk susu tidak terpasteurisasi dapat mengandung bakteri Listeria. Bakteri ini dapat menyebabkan listeriorsis yang mengakibatkan risiko keguguran, lahir mati, dan bayi tidak berkembang sempurna. Beberapa produk susu yang harus dihindari yaitu keju lunak, seperti keju brie, camembert, chevre (sejenis keju kambing), keju seperti danish blue, gorgonzola juga bisa mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungan, dan semua susu kambing, sapi, domba yang tidak dilakukan pasteurisasi sebaiknya dihindari. 

  1.   Makanan Cepat Saji

Moms dan janin di dalam kandungan memerlukan makanan yang bernutrisi tinggi. Makanan cepat saji memiliki nilai gizi yang rendah karena mengandung lemak dan kalori tinggi sehingga bisa menyebabkan berat badan berlebih. Hal ini mengarahkan ke berbagai komplikasi penyakit yang lain seperti diabetes gestasional ataupun kehamilan prematur.

  1.   Kafein

kafein

Sampai sejauh ini masih belum jelas berapa kadar kafein yang aman untuk dikonsumsi selama hamil. Namun, beberapa dokter spesialis kandungan menyarankan untuk menghindari kafein. Jika memungkinkan, dapat mengurangi konsumsi kafein kurang dari 200 mg per hari selama hamil.

  1.   Alkohol

Konsumsi alkohol selama kehamilan memiliki risiko tinggi untuk terjadi keguguran dan lahir mati. Konsumsi alkohol juga bisa menyebabkan fetal alcohol syndrome, yang bisa mengakibatkan perubahan bentuk wajah dan kecacatan pada kecerdasan anak.

  1.       Minuman Berenergi

Kandungan gula dan kafein yang tinggi pada minuman berenergi sebaiknya dihindari ya Moms karena bisa memicu timbulnya penyakit diabetes pada kehamilan.

 

Itulah makanan yang dilarang untuk ibu hamil muda dan tips untuk memenuhi nutrisi janin. Semangat ya moms, selamat menjalani kehamilan dengan sehat dan bahagia.

Sumber :

https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/foods-to-avoid-during-pregnancy/

https://www.pregnancybirthbaby.org.au/foods-to-avoid-when-pregnant

https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/foods-to-avoid/

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy-nutrition/art-20043844

 

 

 

 

 

Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

Informasi seputar ibu hamil terkait deteksi dini dan mengenali tanda bahaya serta komplikasi saat hamil sangat penting untuk diketahui. Moms perlu mendiskusikan dengan dokter jika mengalami tanda bahaya saat hamil sehingga dapat mendapat penanganan lebih lanjut di rumah sakit.

Gejala

Jika mengalami gejala seperti dibawah ini sebelum usia kehamilan 37 minggu, segera hubungi tenaga kesehatan :

  • Nyeri dan kram perut tidak tertahankan
  • Kontraksi antara 20-37 minggu yang terjadi lebih dari 4 kali dalam satu jam atau kurang dari 15 menit
  • Kesulitan bernafas
  • Keluar cairan dari vagina

Selain gejala tersebut, Moms juga perlu mengunjungi petugas kesehatan segera jika muncul:

  • Perdarahan berat dari vagina
  • Muncul mual dan muntah
  • Demam >38 derajat celcius
  • Sakit kepala berat dengan penglihatan buram
  • Pergerakan dan tendangan bayi berkurang
  • Berat badan bertambah dengan disertai bengkak pada kaki, tumit, wajah, dan tangan
  • Darah di urin, nyeri atau sensasi panas saat berkemih
  • Diare
  • Keluar keputihan berbau dari vagina

 Faktor penyebab

Terdapat beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab munculnya gejala tersebut, yaitu :

  1.   Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

KET adalah kondisi dimana ibu hamil merasakan nyeri atau penekanan pada bagian bawah perut pada 3 bulan pertama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya kehamilan di luar rahim. Kondisi nyeri perut ini bisa memberat pada satu sisi perut atau bisa sampai ke bahu. Ibu hamil juga bisa merasa pingsan, pusing, mual, atau muntah. Bayi tidak bisa tumbuh dan berkembang pada kehamilan ektopik. KET juga bisa mengakibatkan perdarahan berat dan bisa mengancam nyawa ibu. Jika KET terdiagnosis di awal kehamilan, bisa diberikan obat atau operasi untuk mengakhiri kehamilan. 

  1.   Keguguran

Kram dan perdarahan pada 20 minggu pertama kehamilan bisa merupakan tanda dari keguguran. Tanda lain bisa muncul darah atau semburan cairan dari vagina. Jika mengalami gejala seperti ini, maka Moms harus langsung bertemu dokter untuk dilakukan tindakan seperti kuretase untuk membersihkan sisa-sisa jaringan dalam rahim.

  1.   Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Hiperemesis Gravidarum (HEG) merupakan kondisi dimana ibu hamil mengalami mual dan muntah berat. Kondisi ini mengakibatkan ibu hamil dapat mengalami penurunan berat badan dan hilangnya cairan dari tubuh (dehidrasi). Ketika kondisi ini terjadi, ibu dan bayi bisa tidak mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah kesehatan yang serius pada bayi. Dokter akan menyarankan ibu hamil dengan HEG untuk dirawat inap di rumah sakit karena membutuhkan akses infus untuk pemberian cairan.

  1.   Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Berikut adalah beberapa tanda dari kehamilan prematur, yaitu :

  • Kontraksi, baik nyeri atau tidak nyeri yang terjadi lebih dari 4 kali dalam satu jam atau kurang dari 15 menit
  • Tekanan pada panggul
  • Nyeri pada punggung bagian bawah
  • Peningkatan atau perubahan warna dari cairan vagina
  • Nyeri atau kram perut hilang timbul

Jika kondisi ini terjadi segera ke rumah sakit terdekat ya, Moms

  1.   Infeksi

Tanda infeksi yang sering muncul adalah demam, terutama jika suhunya diatas 38°C dan berlangsung selama 3 hari atau lebih. Kondisi infeksi juga bisa menyebabkan kehamilan prematur. Dokter akan memberikan antibiotik dan obat tambahan lain sesuai gejala untuk mengobati infeksinya.

  1.   Gawat Janin

Jika bayi mulai berhenti bergerak dan tendangannya berkurang, menunjukkan bahwa ada masalah pada bayi. Moms dapat menghitung jumlah gerakan bayi dalam satu jam atau hitung berapa lama waktu yang terhitung jika bayi bergerak sepuluh kali. Jika setelah usia kehamilan 26 minggu, Moms hitung tendangan bayi kurang dari 10 maka segera hubungi dokter untuk dilakukan pengecekan terkait denyut jantung bayi. Hal ini tidak selalu menandakan adanya masalah, tetapi menandakan bahwa Moms membutuhkan perawatan tambahan sampai bayi dilahirkan.

  1.   Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi dimana ibu mengalami gejala seperti tekanan darah tinggi dengan sakit kepala berat, bengkak pada kaki, tumit, muka, atau tangan, dan penglihatan buram. Preeklampsia terjadi pada usia kehamilan di atas usia kehamilan 30 minggu. Tatalaksana terbaik yaitu dengan melahirkan bayi. Jika kondisi ringan dan sudah mendekati kelahiran, dokter akan membantu untuk proses persalinan bayi segera. Jika perkembangan bayi belum cukup, ibu hamil perlu beristirahat dirumah atau dirawat di rumah sakit sampai tekanan darah turun dan bayi siap dilahirkan. Pada kondisi preeklampsia, ibu hamil akan dimonitor lebih lanjut sampai bayi lahir.

  1.   Plasenta Previa

Perdarahan berat yang tidak nyeri, merah cerah, dan berat yang keluar dari vagina pada awal usia kehamilan merupakan tanda dari plasenta previa. Hal ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh dari leher rahim. Kondisi ini menyebabkan perdarahan berat dan bisa menjadi kondisi yang serius pada ibu dan bayi. Jika perdarahan berat, ibu dapat dirawat inap di rumah sakit sampai kondisinya stabil. Jika perdarahan berhenti, ibu dapat melakukan tirah baring sampai bayi lahir. Jika perdarahan tidak berhenti atau lahir prematur, bayi akan dilahirkan dengan operasi caesar.

  1.   Abruptio Plasenta

Perdarahan dari vagina selama kehamilan dengan kram dan nyeri perut atau nyeri tekan bisa merupakan tanda dari abruptio plasenta. Hal ini menunjukkan bahwa plasenta bisa lepas dari dinding rahim dan bayi bisa tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Jika pelepasan plasenta ringan, maka ibu dapat istirahat selama beberapa hari sampai perdarahan berhenti. Jika kondisi pelepasan plasenta berat maka membutuhkan operasi caesar darurat untuk melahirkan bayi.

 

Semoga informasi terkait tanda-tanda bahaya pada ibu hamil bisa bermanfaat, Moms, agar tidak terjadi komplikasi yang berbahaya dan bayi dapat lahir dengan selamat.

 

Sumber :

A handbook for Building Skills. 2013. Counselling For Maternal and Newborn Health Care. World Health Organization.

http://www.advancedobgynmd.com/formpdf/DangerSignsinPregnancy.pdf

Cara Mencegah Dan Menghilangkan Stretch Mark Pada Ibu Hamil

Cara Mencegah Dan Menghilangkan Stretch Mark Pada Ibu Hamil

Cara Mencegah Dan Menghilangkan
Stretch Mark Pada Ibu Hamil

Stretch mark yang terjadi pada ibu hamil diakibatkan karena pertambahan tubuh ibu yang membesar selama kehamilan sehingga menyebabkan kulit menjadi meregang menimbulkan garis-garis yang dapat muncul di permukaan kulit. Stretch mark bisa berwarna merah, ungu, atau coklat tergantung dari warna kulit. Stretch mark sering muncul di perut, paha atas, maupun payudara. Tanda pertama munculnya stretch mark yang bisa dirasakan yaitu rasa gatal di area kulit. Stretch mark tidak berbahaya dan tidak akan menyebabkan permasalahan medis. Setelah bayi lahir, stretch mark akan memudar secara bertahap, namun akan meninggalkan bekas di kulit.

Pencegahan 

Cara mencegah stretch mark pada kehamilan :

  • Konsumsi air putih yang cukup minimal 8 gelas per hari
  • Gunakan pelembab dengan kandungan yang aman untuk membuat kulit lebih lembut dan sehat
  • Konsumsi makanan bernutrisi yang mengandung banyak sayur dan buah, kurangi konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung gula dan lemak
  • Konsumsi vitamin C, D, E, Zinc
  • Kontrol berat badan selama kehamilan dengan cara lakukan olahraga ringan yang aman selama kehamilan

 

Berikut cara yang biasanya dokter lakukan untuk menghilangkan stretch mark :

  1. Laser

Terapi laser menggunakan laser yang terkonsentrasi untuk melapisi kembali kulit dan merangsang pertumbuhan kolagen di bawah kulit

  1. Mikrodermabrasi

Mikrodermabrasi merupakan prosedur untuk mengangkat sel kulit mati dan memicu pertumbuhan lapisan kulit yang baru sehingga dapat menghilangkan strecth mark

  1. Krim khusus stretch mark

Penggunaan krim khusus menghilangkan stretch mark sebaiknya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter dan harus dengan kandungan yang aman digunakan selama kehamilan

Cara alami menghilangkan stretch mark :

  1.   Lidah Buaya

Lidah buaya yang dioleskan pada permukaan kulit dapat menghilangkan strecth mark dan membuat kulit menjadi lebih halus

  1.   Minyak Kelapa

Minyak kelapa sangat mudah terserap ke dalam kulit dan berfungsi sebagai antiinflamasi dan merangsang produksi kolagen yang sangat membantu untuk menghilangkan strecth mark

  1.   Putih Telur

Kandungan asam amino dan protein pada putih telur dapat membantu regenerasi kulit. Caranya yaitu dengan mengoleskan putih telur pada kulit dan biarkan kering, kemudian dibersihkan. Cara ini dapat dilakukan selama beberapa kali dalam seminggu.

  1.   Gula

Gula dapat mengangkat sel kulit mati dan memudarkan stretch mark, serta melancarkan sirkulasi darah. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan campurkan 1 gelas gula dengan satu sendok makan madu, olive oil, dan perasan lemon. Kemudian oleskan di kulit selama beberapa menit dan bersihkan dengan air. Cara ini dapat diulangi tiga kali seminggu.

  1.   Olive Oil

Olive oil mengandung antioksidan dan vitamin E yang dapat membantu menghilangkan stretch mark

  1.   Air Perasan Lemon

Perasan lemon yang bersifat asam diteliti mampu menghilangkan stretch mark pada ibu hamil. Moms dapat menggunakan kapas ke dalam air perasan lemon dan dioleskan pada area stretch mark secara rutin

 

Sumber :

  1. https://www.parents.com/pregnancy/my-body/best-natural-stretch-mark-treatments/?slide=slide_34bcb4a2-deb8-40d8-99c7-d860284a11cb#slide_34bcb4a2-deb8-40d8-99c7-d860284a11cb
  2. https://food.ndtv.com/beauty/how-to-remove-stretch-marks-7-effective-natural-remedies-1453195
PRODUK PERAWATAN KULIT YANG AMAN UNTUK IBU HAMIL

PRODUK PERAWATAN KULIT YANG AMAN UNTUK IBU HAMIL

PRODUK PERAWATAN KULIT
YANG AMAN UNTUK IBU HAMIL

Kehamilan merupakan waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh Moms. Tentunya banyak Moms yang sedang hamil terkadang bingung untuk merawat kulit dengan produk yang aman selama hamil. Simak ulasan berikut ini terkait produk perawatan kulit yang aman digunakan selama hamil.

  1.   Asam Azaleat

Asam azaleat merupakan zat yang mengandung antibakteri dan antiradang. Krim ini diteliti aman digunakan selama hamil. Penelitian juga membuktikan penggunaan obat jerawat dengan kandungan ini dapat memudarkan warna flek kehitaman pada kulit dan menghilangkan jerawat.

  1.   Produk anti-aging dengan kandungan vitamin C, niacinamide, asam hyaluronat, dan peptida

Produk anti-aging dengan kandungan vitamin C, niacinamide, asam hyaluronat, dan peptida dilaporkan aman digunakan selama kehamilan. Namun, apabila Moms menggunakan kombinasi produk anti-aging sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya.

  1.   Zinc Oxide

Kandungan zinc oxide dalam produk perawatan kulit dilaporkan aman digunakan selama kehamilan. Zinc oxide membantu memudarkan perubahan warna kulit akibat pengaruh hormon kehamilan. Sunscreen yang mengandung zinc oxide juga bermanfaat untuk memutihkan kulit dan memudarkan noda, flek hitam, hiperpigmentasi, atau tekstur kulit yang tidak rata.

  1.   Titanium Dioxide

Produk perawatan kulit yang mengandung titanium dioxide sering ditemukan pada sunscreen. Kandungan ini dapat digunakan pada wajah dan tubuh selama kehamilan dan setelah persalinan.

  1.   Shea Butter

Produk perawatan kulit yang mengandung Shea Butter juga ternyata sering dipilih dan kandungannya cukup aman untuk ibu hamil, loh Moms! Kandungan Shea Butter mampu menjaga kulit tetap lembab dan meminimalisir kulit kering pada ibu hamil.

Sekian pembahasan tentang kandungan perawatan kulit yang aman untuk ibu hamil. Jangan lupa jika mau membeli produk skincare dicek dulu keamanan produknya ya, Moms! Agar ibu dan bayi sehat selalu.

 

Sumber :

International Journal of Women’s Dermatology, March 2017, pages 6-10

Dermatologic Therapy, July-August 2013, pages 302-311

American Journal of Clinical Dermatology, Volume 4, 2003, pages 473-492