Klinik Mutiara Cikutra

ASI Foremilk dan Hindmilk, mana yang lebih baik?

ASI Foremilk dan Hindmilk, mana yang lebih baik?

ASI Foremilk dan Hindmilk,
mana yang lebih baik?

Moms pernah mendengar istilah Foremilk dan Hindmilk mana yang lebih baik ? Keduanya bisa dibilang adalah dua jenis ASI yang ibu produksi saat masa menyusui. Namun, tahukah moms apa perbedaan keduanya? Mengapa moms perlu mengetahui perbedaan antara Foremilk dan Hindmilk?? Agar lebih jelas, berikut ulasan lengkapnya untuk moms

Perbedaan ASI Foremilk dan Hindmilk

         Inilah perbedaan ASI Foremilk dan Hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar di awal menyusui, sedangkan hindmilk merupakan ASI yang keluar di akhir menyusui. Foremilk terdiri dari air yang dikombinasikan dengan nutrisi lain sehingga bertekstur agak encer. Sedangkan hindmilk memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan foremilk. Baik foremilk dan hindmilk keduanya mengandung laktosa yang diperlukan bayi untuk berkembang. Laktosa membantu bakteri baik tumbuh dalam sistem pencernaan, yang membantu bayi Moms untuk melawan bakteri jahat, virus, dan parasit.

Laktosa berkontribusi pada perkembangan otak dan jaringan saraf. Ini juga mendukung pertumbuhan bayi Moms dan memberi bayi energi untuk mengembangkan keterampilan. Ketidakseimbangan foremilk ataupun hindmilk akan mencegah bayi Moms mendapatkan laktosa yang mereka butuhkan untuk tumbuh.

Ketidakseimbangan Pada ASI Foremilk dan Hindmilk

Foremilk dan Hindmilk mana yang lebih baik harus ketahui bahwa ada Ketidakseimbangan ASI foremilk dan hindmilk, juga dikenal sebagai kelebihan laktosa, dapat terjadi ketika bayi Moms mengalami kesulitan mencerna laktosa dalam ASI. Hal ini bisa terjadi karena pemberian makan yang berlebihan, pemberian makanan yang rendah lemak, atau pemberian makan dalam jumlah besar.

Saat bayi Moms minum ASI dalam jumlah besar, biasanya foremilk akan keluar lebih dulu. Bayi mungkin merasa kenyang sebelum bisa minum banyak hindmilk. Hal ini menyebabkan bayi tidak cukup mengonsumsi susu tinggi lemak dan akhirnya mengonsumsi banyak susu dengan kandungan rendah lemak dan laktosa tinggi.

Jika bayi minum lebih banyak foremilk daripada hindmilk, kandungan lemak menjadi tidak seimbang. Zat lemak lambat untuk dicerna karena foremilk biasanya lebih rendah lemak, dan foremilk akan bergerak melalui sistem pencernaan bayi dengan cepat. Hal ini menyebabkan semua laktosa dalam foremilk tidak mendapatkan cukup waktu untuk dipecah dan dicerna.‌

Jumlah foremilk yang tidak seimbang ini menyebabkan kelebihan laktosa untuk bayi Moms atau dikenal dengan istilah lactose intolerance. Laktosa yang tidak tercerna kemudian ke usus besar, difermentasi, dan usus besar lama kelamaan akan menghasilkan banyak gas. Gas inilah yang menyebabkan gejala ketidakseimbangan foremilk/hindmilk pada bayi. Gejala yang muncul biasanya perut bayi menjadi kembung, feses bayi berwarna hijau, berair, dan perut bayi terlihat kurang nyaman.

Perbandingan foremilk dan hindmilk setiap wanita berbeda-beda, begitu juga kandungan lemak yang ada di foremilk dan hindmilk. Beberapa bayi mungkin tidak pernah mengalami kelebihan laktosa, sementara beberapa bayi mungkin terus-menerus mengalami gejala dari kelebihan laktosa ini.

Untuk menghindari gejala kelebihan laktosa, bayi harus mendapat asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang. Cara yang paling mudah yaitu dengan melakukan pengosongan satu payudara terlebih dahulu saat sedang menyusui bayi sebelum berpindah ke payudara lainnya. Moms harus memastikan bahwa satu payudara sudah kosong sebelum pindah ke payudara lain. Hal ini bisa terlihat dari respon bayi setelah selesai menyusui biasanya bayi akan tampak puas setelah menyusu satu payudara karena telah mendapat asupan ASI yang kaya akan lemak.

 

Kelebihan Laktosa Pada ASI

Pertanyaan seputarASI Foremilk dan Hindmilk, mana yang lebih baik? masih terus menjadi pertanyaan besar, Ada beberapa cara yang Moms dapat lakukan jika bayi mengalami gejala kelebihan laktosa, yaitu :

  • Tawarkan menyusui lebih sering. Menyusui lebih sering mencegah susu dengan kandungan air dan laktosa yang lebih tinggi menumpuk di payudara Moms, sehingga bayi akan mengonsumsi lebih sedikit laktosa saat dia minum.
  • Pastikan satu payudara dikosongkan sebelum menyusui dengan payudara lain. Menyusui dari satu payudara sebelum benar-benar habis berarti bayi Moms akan mendapatkan lebih sedikit susu berlemak tinggi menjelang akhir menyusui.
  • Ubah posisi menyusui. Jika kelebihan ASI menyebabkan bayi mengambil terlalu banyak susu sekaligus, menyusui dari posisi santai dapat memperlambat aliran ASI.
  • Pastikan si kecil menyusu sampai dia benar-benar puas. Hal ini memastikan dia mendapatkan semua manfaat susu yang dia butuhkan.
  • Susu yang Moms hasilkan untuk bayi dapat bervariasi dalam kandungannya, tetapi sebagian besar kandungan ASI memenuhi apa yang dibutuhkan si kecil Anda. Jika dia mendapatkan terlalu banyak foremilk yang tinggi laktosa, Moms akan melihat perubahan yang pada kotoran bayi. Jika terjadi seperti ini, Moms segera konsultasikan ke dokter anak dan konsultan laktasi, ya!

Selamat & semangat mengaASIhi ya untuk para moms!

Jangan lupa baca informasi lainnya hanya di Mutiara Cikutra 

Di review oleh : dr. Rinesa Larasati

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui
& Perlekatan Menyusui yang Benar

 

Tau gak sih moms kalau keberhasilan menyusui tergantung pada posisi dan perlekatan bayi ke payudara loh. Ketika bayi diposisikan dan dilekatkan dengan benar, mereka akan menyusu dengan baik dan Moms tidak akan merasakan sakit. Saat Moms mulai menyusui, mungkin akan merasa tidak nyaman, tetapi lama kelamaan Moms akan terbiasa dengan perasaan itu. Posisi menyusui bisa berbeda-beda, jadi temukan satu yang paling sesuai untuk Moms dan bayi, ya!

 

Berbagai posisi menyusui yang dapat Moms coba di antaranya :


  1.   Cradle Position

Cradle Position
Cradle Position

Cradle Position merupakan posisi menyusui yang paling banyak dilakukan, yaitu dengan posisi Moms tegak dan bayi diposisikan miring, kepala dan leher berbaring di sepanjang lengan bawah serta tubuh menempel pada perut Moms. Moms bisa menggunakan bantal di belakang Moms dan bantal menyusui di pangkuan untuk menopang bayi dan lengan Moms. Jika menggunakan bantal menyusui pastikan posisi bayi tidak terlalu tinggi untuk menghindari putting yang sakit dan perlekatan yang terlalu tegang.

 


  1.   Cross-Cradle Position

Cross-Cradle
Cross-Cradle

Posisi ini terlihat mirip dengan Cradle, tetapi bayi diletakkan di sepanjang lengan yang berlawanan. Tujuannya adalah untuk menopang bayi di sekitar leher dan bahu agar bisa memiringkan kepalanya sebelum menempel. Posisi ini sangat bagus unutk bayi baru lahir terutama untuk bayi dengan tubuh kecil dan bayi-bayi yang kesulitan menempel pada tubuh ibu.

 


  1. Football Hold Position

Football Hold Position
Football Hold Position

Posisi ini merupakan posisi menyusui yang baik untuk Moms yang menjalani operasi Caesar, ibu dengan payudara besar atau bayi kecil. Caranya yaitu dengan meletakkan bantal di sebelah Moms. Kemudian gendong bayi menghadap ke atas di lengan Moms. Gunakan telapak tangan Moms di lengan yang sama untuk menopang leher bayi dan sandarkan sisi bayi ke sisi tubuh Moms. Kemudian angkat bayi ke payudara Moms.

 


  1. Laid Back Position

Laid Back Positions
Laid Back Position

Jika Anda pernah melahirkan secara operasi caesar dan tidak dapat menemukan posisi menyusui yang nyaman, posisi ini dapat membantu. Berbaring dengan tubuh bayi di bahu Moms akan membuat Moms menyusui dengan nyaman tanpa beban atau tekanan pada luka Moms.

 


  1. Side Lying Position

  

Side Lying
Side Lying

Posisi ini juga nyaman bagi ibu yang pernah menjalani operasi caesar karena bayi tidak memberikan tekanan pada perut ibu. Mulailah dengan berbaring miring dengan bayi Moms menghadap Anda. Bayi harus diposisikan sehingga hidungnya berseberangan dengan puting susu Moms. Gunakan lengan bawah Moms untuk menggendong punggung bayi, atau Moms dapat menyelipkan selimut yang digulung di belakang bayi untuk membantu meletakkan bayi di dekat Moms sementara Moms dapat menggunakan lengan untuk menopang kepala Moms sendiri. Moms dapat menopang payudara Moms dengan tangan yang lain.

 

Perlekatan menyusui yang benar :

perlekatan yang benar

  1.   Dekatkan seluruh badan bayi dan hidung dekat dengan puting susu ibu
  2.   Biarkan kepala bayi agak ke belakang sehingga bagian atas bibir bayi dapat menyentuh puting ibu
  3.   Ketika mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi akan menyentuh payudara, disertai bagian belakang kepala ke belakang sehingga lidah bayi dapat menyentuh keseluruhan payudara
  4.   Dengan posisi dagu yang menempel pada payudara dan posisi hidung terbuka, disertai mulut bayi yang terbuka lebar, maka pipi bayi akan terlihat bulat dan penuh selama bayi sedang menetek

 

Tanda-tanda bayi melekat dengan benar:

  • Bayi harus memiliki mulut penuh payudara di mulutnya
  • Dagu harus menyentuh payudara Moms
  • Moms mungkin melihat bibir atas dan bawah bayi melengkung
  • Pipi bayi harus penuh dan bulat, Moms seharusnya tidak melihat lesung pipi saat bayi menetek
  • Rahang bayi harus bergerak, mungkin juga melihat telinga bayi berkedut saat mereka makan
  • Bayi akan mulai dengan hisapan cepat pendek, kemudian berubah menjadi hisapan panjang dalam dengan jeda untuk bernapas
  • Moms harus mendengar bayi menelan saat volume ASI meningkat
  • Moms seharusnya tidak mendengar suara seperti “klik”
  • Bayi harus menyusui dengan tenang dan tidak berpindah-pindah payudara
  • Bayi selesai menyusu dan tampak puas
  • Moms akan merasa nyaman saat menyusui dan puting tidak akan sakit

 

 

Sumber :

https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/how-to-breastfeed/breastfeeding-positions/

https://www2.hse.ie/wellbeing/babies-and-children/breastfeeding/a-good-start/positioning-and-attachment/

 

 

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS,
PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

 

Mastitis adalah inflamasi pada payudara yang diakibatkan karena infeksi. Kondisi ini muncul pada wanita yang sedang menyusui, terutama pada 6-12 minggu pertama setelah bayi lahir.

mastitis

 GEJALA

  • Nyeri pada payudara
  • Bengkak
  • Nyeri tekan, kemerahan pada payudara
  • Payudara terasa hangat
  • Sensasi terbakar saat menyusui
  • Cairan keluar dari puting susu
  • Demam
  • Panas dingin
  • Mual, muntah

Mastitis ini dapat sering muncul hanya pada satu payudara

 

PENYEBAB

Mastitis disebabkan karena bakteri yang ditemukan pada kulit atau mulut bayi. Bakteri ini dapat masuk ke payudara melalui lubang saluran susu atau adanya celah pada puting susu. Infeksi lebih mungkin terjadi ketika susu terperangkap di dalam payudara. Susu yang tertahan dalam payudara membuat bakteri tumbuh sehingga menyebabkan infeksi. Susu yang tertahan ini sering diakibatkan karena teknik menyusui yang kurang tepat pada bayi. Terkadang saluran susu juga bisa tersumbat sehingga menyebabkan ASI kembali ke dalam payudara.

       Moms akan berisiko tinggi mengalami mastitis jika :

  • Memiliki puting yang sakit atau pecah-pecah
  • Menggunakan satu posisi untuk menyusui
  • Menggunakan bra yang ketat sehingga membatasi aliran ASI

 

DIAGNOSIS

Dokter dapat mendiagnosis mastitis dengan menggunakan USG, MRI, mammogram, atau biopsi.

PENCEGAHAN

  • Bayi harus menempel pada puting dengan mulut terbuka lebar.
  • Biarkan bayi mengosongkan satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya.
  • Ubah posisi bayi dari satu kali menyusui ke yang berikutnya untuk membantu mengosongkan semua area payudara.
  • Hindari memakai bra yang terlalu ketat sehingga dapat menyebabkan puting lembap setelah menyusui.
  • Keluarkan puting susu Moms jika memungkinkan.
  • Beritahu dokter atau konsultan laktasi jika Moms mengalami nyeri puting selama menyusui.

 

Penanganan

  • Kompres hangat pada payudara yang mengalami mastitis untuk mengurangi keluhan nyeri dan menghilangkan sumbatan. Sedangkan kompres dingin membantu untuk menhilangkan bengkak pada payudara. Kompres dapat dilakukan selama 15 menit, lakukan secara berkala sebanyak tiga kali sehari. 
  • Menyusui setiap dua jam atau lebih sering untuk menjaga agar ASI tetap mengalir melalui saluran susu. Jika perlu, gunakan pompa payudara untuk memeras ASI di antara waktu menyusui
  • Menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, aman untuk bayi. Jika memulai dengan payudara yang mengalami mastitis terlalu nyeri, cobalah menyusui bayi dengan payudara yang sehat terlebih dahulu. Kemudian, setelah ASI mengalir, menyusuilah dari payudara yang sakit. Jika puting susu pecah-pecah dan nyeri untuk menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, peras dengan tangan atau gunakan pompa payudara untuk mengosongkan ASI. Cobalah ini setiap kali Moms tidak dapat menyusui.
  • Minum banyak cairan dan istirahat bila memungkinkan
  • Pijat area payudara dengan gerakan melingkar yang lembut mulai dari bagian luar area yang sakit dan terus ke dalam menuju putting susu
  • Minum obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS) sebagai anti nyeri. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik.
  • Kenakan bra yang tidak terlalu ketat sehingga tidak menekan payudara

 

Sumber :

https://familydoctor.org/condition/mastitis/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15613-mastitis

https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns%E2%80%93mum/mastitis