Klinik Mutiara Cikutra

Penyebab Payudara Bengkak saat Masa Laktasi, Apa Solusinya?

Penyebab Payudara Bengkak saat Masa Laktasi, Apa Solusinya?

Penyebab Payudara Bengkak saat Masa Laktasi, Apa Solusinya?

Bagi ibu menyusui, masa laktasi merupakan periode yang penuh tantangan. Pasalnya, proses menyusui ibu tak selamanya berjalan mulus sesuai harapan. Ada kalanya, beberapa ibu mengalami kendala atau memiliki keluhan tertentu, misalnya payudara yang membengkak saat menyusui.

Tentu saja kondisi ini cukup mengganggu, karena kerap kali menimbulkan rasa tidak nyaman hingga bahkan nyeri saat menyusui si kecil. Tak jarang pula pembengkakan payudara membuat sebagian ibu khawatir, terutama bagi ibu yang memang baru pertama kali mengalaminya.

Oleh karena itu, artikel ini hadir untuk membantu Anda menemukan penyebab hingga solusi payudara bengkak saat masa laktasi. Penasaran? Berikut informasi lengkapnya untuk Anda. Yuk, simak!

ASI
Sumber : Envanto

Apa Itu Laktasi?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laktasi adalah pengeluaran susu dari kelenjar susu. Ini merupakan proses produksi air susu ibu (ASI) setelah melahirkan hingga sampai ke bayi. Tujuannya, yaitu untuk memberikan nutrisi kepada bayi.

Proses laktasi sendiri merupakan respons hormonal dan biologis yang sebenarnya mulai terjadi sejak trimester kedua kehamilan. Tepatnya ketika tubuh mengalami perubahan hormonal yang memicu kelenjar susu untuk memproduksi serta merangsang pengeluaran ASI.

Masa laktasi ini umumnya dimulai saat usainya proses persalinan dan akan berlangsung selama ibu terus menyusui atau memerah ASI secara rutin. Biasanya, ASI baru akan berhenti keluar secara perlahan dalam rentan waktu 5-7 hari setelah ibu mulai menyapih anak.

Penyebab Payudara Bengkak saat Masa Laktasi

Laktasi
Sumber : Envanto

Masa laktasi sangatlah penting bagi tumbuh kembang buah hati kesayangan. Namun, munculnya beberapa kendala tertentu seperti payudara yang bengkak sering kali cukup mengganggu proses menyusui. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal wajar dan memang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Secara umum, pembengkakan pada payudara saat masa-masa menyusui disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat. Biasanya karena payudara tidak dikosongkan secara optimal selama proses menyusui.

Adapun penyebab terhambatnya pengosongan ASI bisa cukup beragam. Berikut beberapa di antaranya:

  • Jadwal menyusui tidak teratur.
  • Kondisi kesehatan ibu menurun (sakit).
  • Perlekatan bayi yang tidak tepat saat menyusui.
  • Ibu mengalami stres atau ada tekanan psikologis tertentu.
  • Proses penyapihan yang sedang berlangsung atau dilakukan secara tiba-tiba.
  • Adanya tekanan berlebihan pada jaringan payudara karena penggunaan baju atau bra yang terlalu ketat. Hal ini bisa membuat saluran air susu tersumbat.

Solusi Payudara Bengkak saat Masa Laktasi

Untuk mengatasi payudara yang membengkak saat masa-masa laktasi, berikut beberapa solusi yang dapat Anda coba:

Mandi Air Hangat

Mandi air hangat dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman sekaligus pembengkakan pada payudara.

Kompres Payudara

Mengompres payudara, baik dengan air hangat maupun air dingin, juga bisa Anda coba. Gunakan handuk kecil untuk mengompres selama sekitar 10-15 menit.

Mengonsumsi Obat

Jika payudara yang bengkak terasa nyeri, Anda bisa mengonsumsi obat antinyeri seperti paracetamol dan ibuprofen yang umumnya aman untuk ibu menyusui.

Memompa/Memerah ASI

Ada kalanya produksi ASI sangat banyak dan melimpah, tetapi bayi justru hanya bisa minum ASI dalam waktu yang sebentar. Hal ini dapat menimbulkan pembengkakan payudara. Untuk mengatasinya, Anda bisa memompa atau memerah ASI saat memang diperlukan.

Melakukan Pijat Payudara

Memijat payudara sebelum dan selama proses menyusui dapat membantu memperlancar saluran ASI yang tersumbat.

Tidak Berhenti Menyusui Bayi

Meski payudara bengkak, jangan sampai Anda berhenti menyusui bayi. Usahakan tetap memberikan ASI dengan teratur sesuai jadwal.

Memperbaiki Posisi Menyusui

Ketika payudara bengkak, Anda bisa mencoba memperbaiki posisi menyusui. Misalnya posisi cradle atau football hold.

Istirahat dan Memenuhi Kebutuhan Nutrisi

Beristirahat yang cukup sembari memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari juga dapat membantu mengurangi bengkak dan rasa sakit saat menyusui.

Memakai Baju dan Bra yang Nyaman (Tidak Ketat)

Agar jaringan payudara tidak mengalami tekanan, gunakanlah baju dan bra yang nyaman. Hindari pakaian yang terlalu ketat.

Apabila hal-hal di atas tidak begitu berdampak dalam mengurangi pembengkakan pada payudara Anda, maka solusi terbaiknya adalah berkonsultasi dengan dokter. Nah, salah satu fasilitas kesehatan resmi yang menyediakan layanan poli laktasi berkualitas dengan dokter berpengalaman adalah Klinik Mutiara Cikutra.

Selain dukungan tenaga medis terbaik, klinik ini juga menawarkan tempat yang senyaman rumah dan pelayanan yang seramah keluarga. Sangat cocok bagi Anda yang mengutamakan kenyamanan sekaligus keamanan.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, ke KMC sekarang juga!

 

Referensi:

https://mutiaracikutra.com/

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui dan Perlekatan Menyusui yang Benar

Berbagai Posisi Menyusui
& Perlekatan Menyusui yang Benar

 

Tau gak sih moms kalau keberhasilan menyusui tergantung pada posisi dan perlekatan bayi ke payudara loh. Ketika bayi diposisikan dan dilekatkan dengan benar, mereka akan menyusu dengan baik dan Moms tidak akan merasakan sakit. Saat Moms mulai menyusui, mungkin akan merasa tidak nyaman, tetapi lama kelamaan Moms akan terbiasa dengan perasaan itu. Posisi menyusui bisa berbeda-beda, jadi temukan satu yang paling sesuai untuk Moms dan bayi, ya!

 

Berbagai posisi menyusui yang dapat Moms coba di antaranya :


  1.   Cradle Position

Cradle Position
Cradle Position

Cradle Position merupakan posisi menyusui yang paling banyak dilakukan, yaitu dengan posisi Moms tegak dan bayi diposisikan miring, kepala dan leher berbaring di sepanjang lengan bawah serta tubuh menempel pada perut Moms. Moms bisa menggunakan bantal di belakang Moms dan bantal menyusui di pangkuan untuk menopang bayi dan lengan Moms. Jika menggunakan bantal menyusui pastikan posisi bayi tidak terlalu tinggi untuk menghindari putting yang sakit dan perlekatan yang terlalu tegang.

 


  1.   Cross-Cradle Position

Cross-Cradle
Cross-Cradle

Posisi ini terlihat mirip dengan Cradle, tetapi bayi diletakkan di sepanjang lengan yang berlawanan. Tujuannya adalah untuk menopang bayi di sekitar leher dan bahu agar bisa memiringkan kepalanya sebelum menempel. Posisi ini sangat bagus unutk bayi baru lahir terutama untuk bayi dengan tubuh kecil dan bayi-bayi yang kesulitan menempel pada tubuh ibu.

 


  1. Football Hold Position

Football Hold Position
Football Hold Position

Posisi ini merupakan posisi menyusui yang baik untuk Moms yang menjalani operasi Caesar, ibu dengan payudara besar atau bayi kecil. Caranya yaitu dengan meletakkan bantal di sebelah Moms. Kemudian gendong bayi menghadap ke atas di lengan Moms. Gunakan telapak tangan Moms di lengan yang sama untuk menopang leher bayi dan sandarkan sisi bayi ke sisi tubuh Moms. Kemudian angkat bayi ke payudara Moms.

 


  1. Laid Back Position

Laid Back Positions
Laid Back Position

Jika Anda pernah melahirkan secara operasi caesar dan tidak dapat menemukan posisi menyusui yang nyaman, posisi ini dapat membantu. Berbaring dengan tubuh bayi di bahu Moms akan membuat Moms menyusui dengan nyaman tanpa beban atau tekanan pada luka Moms.

 


  1. Side Lying Position

  

Side Lying
Side Lying

Posisi ini juga nyaman bagi ibu yang pernah menjalani operasi caesar karena bayi tidak memberikan tekanan pada perut ibu. Mulailah dengan berbaring miring dengan bayi Moms menghadap Anda. Bayi harus diposisikan sehingga hidungnya berseberangan dengan puting susu Moms. Gunakan lengan bawah Moms untuk menggendong punggung bayi, atau Moms dapat menyelipkan selimut yang digulung di belakang bayi untuk membantu meletakkan bayi di dekat Moms sementara Moms dapat menggunakan lengan untuk menopang kepala Moms sendiri. Moms dapat menopang payudara Moms dengan tangan yang lain.

 

Perlekatan menyusui yang benar :

perlekatan yang benar

  1.   Dekatkan seluruh badan bayi dan hidung dekat dengan puting susu ibu
  2.   Biarkan kepala bayi agak ke belakang sehingga bagian atas bibir bayi dapat menyentuh puting ibu
  3.   Ketika mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi akan menyentuh payudara, disertai bagian belakang kepala ke belakang sehingga lidah bayi dapat menyentuh keseluruhan payudara
  4.   Dengan posisi dagu yang menempel pada payudara dan posisi hidung terbuka, disertai mulut bayi yang terbuka lebar, maka pipi bayi akan terlihat bulat dan penuh selama bayi sedang menetek

 

Tanda-tanda bayi melekat dengan benar:

  • Bayi harus memiliki mulut penuh payudara di mulutnya
  • Dagu harus menyentuh payudara Moms
  • Moms mungkin melihat bibir atas dan bawah bayi melengkung
  • Pipi bayi harus penuh dan bulat, Moms seharusnya tidak melihat lesung pipi saat bayi menetek
  • Rahang bayi harus bergerak, mungkin juga melihat telinga bayi berkedut saat mereka makan
  • Bayi akan mulai dengan hisapan cepat pendek, kemudian berubah menjadi hisapan panjang dalam dengan jeda untuk bernapas
  • Moms harus mendengar bayi menelan saat volume ASI meningkat
  • Moms seharusnya tidak mendengar suara seperti “klik”
  • Bayi harus menyusui dengan tenang dan tidak berpindah-pindah payudara
  • Bayi selesai menyusu dan tampak puas
  • Moms akan merasa nyaman saat menyusui dan puting tidak akan sakit

 

 

Sumber :

https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/how-to-breastfeed/breastfeeding-positions/

https://www2.hse.ie/wellbeing/babies-and-children/breastfeeding/a-good-start/positioning-and-attachment/

 

 

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS, PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

MENGENAL MASTITIS,
PENYEBAB NYERI SAAT MENYUSUI

 

Mastitis adalah inflamasi pada payudara yang diakibatkan karena infeksi. Kondisi ini muncul pada wanita yang sedang menyusui, terutama pada 6-12 minggu pertama setelah bayi lahir.

mastitis

 GEJALA

  • Nyeri pada payudara
  • Bengkak
  • Nyeri tekan, kemerahan pada payudara
  • Payudara terasa hangat
  • Sensasi terbakar saat menyusui
  • Cairan keluar dari puting susu
  • Demam
  • Panas dingin
  • Mual, muntah

Mastitis ini dapat sering muncul hanya pada satu payudara

 

PENYEBAB

Mastitis disebabkan karena bakteri yang ditemukan pada kulit atau mulut bayi. Bakteri ini dapat masuk ke payudara melalui lubang saluran susu atau adanya celah pada puting susu. Infeksi lebih mungkin terjadi ketika susu terperangkap di dalam payudara. Susu yang tertahan dalam payudara membuat bakteri tumbuh sehingga menyebabkan infeksi. Susu yang tertahan ini sering diakibatkan karena teknik menyusui yang kurang tepat pada bayi. Terkadang saluran susu juga bisa tersumbat sehingga menyebabkan ASI kembali ke dalam payudara.

       Moms akan berisiko tinggi mengalami mastitis jika :

  • Memiliki puting yang sakit atau pecah-pecah
  • Menggunakan satu posisi untuk menyusui
  • Menggunakan bra yang ketat sehingga membatasi aliran ASI

 

DIAGNOSIS

Dokter dapat mendiagnosis mastitis dengan menggunakan USG, MRI, mammogram, atau biopsi.

PENCEGAHAN

  • Bayi harus menempel pada puting dengan mulut terbuka lebar.
  • Biarkan bayi mengosongkan satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya.
  • Ubah posisi bayi dari satu kali menyusui ke yang berikutnya untuk membantu mengosongkan semua area payudara.
  • Hindari memakai bra yang terlalu ketat sehingga dapat menyebabkan puting lembap setelah menyusui.
  • Keluarkan puting susu Moms jika memungkinkan.
  • Beritahu dokter atau konsultan laktasi jika Moms mengalami nyeri puting selama menyusui.

 

Penanganan

  • Kompres hangat pada payudara yang mengalami mastitis untuk mengurangi keluhan nyeri dan menghilangkan sumbatan. Sedangkan kompres dingin membantu untuk menhilangkan bengkak pada payudara. Kompres dapat dilakukan selama 15 menit, lakukan secara berkala sebanyak tiga kali sehari. 
  • Menyusui setiap dua jam atau lebih sering untuk menjaga agar ASI tetap mengalir melalui saluran susu. Jika perlu, gunakan pompa payudara untuk memeras ASI di antara waktu menyusui
  • Menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, aman untuk bayi. Jika memulai dengan payudara yang mengalami mastitis terlalu nyeri, cobalah menyusui bayi dengan payudara yang sehat terlebih dahulu. Kemudian, setelah ASI mengalir, menyusuilah dari payudara yang sakit. Jika puting susu pecah-pecah dan nyeri untuk menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, peras dengan tangan atau gunakan pompa payudara untuk mengosongkan ASI. Cobalah ini setiap kali Moms tidak dapat menyusui.
  • Minum banyak cairan dan istirahat bila memungkinkan
  • Pijat area payudara dengan gerakan melingkar yang lembut mulai dari bagian luar area yang sakit dan terus ke dalam menuju putting susu
  • Minum obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS) sebagai anti nyeri. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik.
  • Kenakan bra yang tidak terlalu ketat sehingga tidak menekan payudara

 

Sumber :

https://familydoctor.org/condition/mastitis/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15613-mastitis

https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns%E2%80%93mum/mastitis

 

 

 

 

 

Tips Menyimpan dan Menghangatkan ASIP

Tips Menyimpan dan Menghangatkan ASIP

Tips Menyimpan dan Menghangatkan ASIP

 

Memompa ASI sangat bermanfaat untuk dilakukan sehingga Moms bisa menyimpan ASI di freezer untuk digunakan di lain waktu. Simak ulasannya berikut ini, Moms. 

Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum memerah ASI :

  • Cuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun. Jika sabun dan air tidak tersedia, boleh menggunakan hand-sanitizer berbasis alkohol minimal 60%
  • Moms dapat memompa ASI dengan pompa manual atau elektrik
  • Jika menggunakan pompa, periksa kit pompa dan tabung harus dalam kondisi bersih

Tips menyimpan ASIP :

  • Gunakan wadah food grade untuk menyimpan ASIP. Moms harus memastikan bahwa wadah yang terbuat dari kaca atau plastik memiliki tutup yang rapat. Hindari wadah plastik dengan simbol daur ulang nomor 7 karena memungkinkan wadah terbuat dari plastik yang mengandung BPA
  • Hindari menyimpan ASIP dalam wadah atau botol pastik yang tidak direkomendasikan untuk menyimpan ASI
  • ASIP yang telah dipompa dapat disimpan pada :
    o  Suhu kamar hingga 4 jam
    o  Di kulkas tahan selama 4 hari
    o  Di dalam freezer tahan selama 6-12 bulan (paling direkomendasikan)
  • Beri label tanggal dan jam kapan ASI dipompa pada wadah penyimpan ASIP
  • Jangan simpan ASIP pada pintu kulkas atau freezer. Hal ini akan melindungi kualitas ASIP dari perubahan suhu saat pintu kulkas atau freezer dibuka dan ditutup
  • Simpan di dalam freezer jika ASIP belum akan dipakai dalam 4 hari ke depan
  • Bekukan ASIP di freezer dalam jumlah sedikit untuk menghindari pemborosan ASIP yang belum habis
  • Sisakan satu inci pada bagian atas wadah karena ASIP akan mengembang saat beku

 

Tips mencairkan ASIP :

  • Moms selalu cairkan ASIP yang terlama terlebih dahulu. ASIP pertama yang masuk adalah ASIP yang pertama digunakan karena semakin lama kualitas ASIP semakin menurun
  • Terdapat beberapa cara untuk mencairkan ASIP yang disimpan di dalam freezer :
  • Simpan di kulkas semalaman
  • Letakkan dalam wadah berisi air hangat
  • Letakkan dibawah air hangat
  • Jangat pernah mencairkan atau memanaskan ASIP dalam microwave karena dapat merusak nutrisi ASI dan membuat sensasi panas yang bisa membakar mulut bayi
  • Jika Moms mencairkan ASIP di kulkas, gunakan ASIP dalam 24 jam. Mulai hitung 24 jam setelah ASIP cair sepenuhnya
  • Jika ASIP dicarikan dalam suhu ruangan, segera gunakan dalam waktu 2 jam
  • Jangan bekukan kembali ASIP yang sudah dicairkan

 

Tips menghangatkan ASIP :

  • Pastikan wadah ASIP tertutup rapat
  • Simpan wadah berisi ASIP pada mangkok berisi air hangat atau letakkan dibawah air hangat, bukan air panas. Moms bisa melakukannya selama beberapa menit
  • Cek suhu dari ASIP sebelum diberikan pada bayi dengan meneteskannya di pergelangan tangan, rasakan apakah ASIP terasa hangat atau terlalu panas
  • Jangan hangatkan secara langsung ASIP dengan kompor atau microwave
  • Aduk ASIP untuk mencampur lemak yang mungkin telah terpisah
  • Jika ASIP tidak habis di dalam botol, gunakan sisa ASIP dalam waktu 2 jam setelah bayi selesai menyusu. Jika setelah 2 jam ASIP masih ada, maka ASIP harus dibuang dan tidak bisa digunakan lagi

Sekian tips tentang cara menyimpan dan menghangatkan ASIP yang perlu Moms ketahui. Semoga bermanfaat untuk Si Kecil ya Moms!

 

Sumber :

https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.html

https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding/expressing-breast-milk/

Bagaimana Cara Kerja Produksi ASI dalam Tubuh Ibu Menyusui?

Bagaimana Cara Kerja Produksi ASI dalam Tubuh Ibu Menyusui?

Bagaimana Cara Kerja Produksi ASI
dalam Tubuh Ibu Menyusui?

 

Ketika Moms mengetahui bagaimana ASI dibuat, maka akan lebih mudah memahami mengapa bayi sering menyusu. Setelah bayi berusia sekitar 1-2 minggu, maka bayi memiliki kemampuan sepenuhnya untuk menyusu dan jika bayi mampu mengosongkan ASI dari payudara, maka berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan. Simak ulasannya berikut ini, Moms!

Kolostrum

Saat Moms masih hamil dan setelah melahirkan, payudara akan membuat kolostrum, yaitu ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum seringkali berwarna kuning tua atau oranye. Kolostrum berkonsistensi kental dengan jumlah sedikit dan mengandung nutrisi yang sangat baik untuk bayi. Penting untuk diingat bahwa perut bayi sangat kecil dan tidak membutuhkan banyak susu untuk diisi. Jika bayi terlihat puas setelah menyusu dan BAB serta BAK di popok, maka tubuh Moms membuat semua yang diperlukan bayi. Tetap menyusui ketika bayi memberi tahu Moms bahwa bayi lapar, dan tubuh akan merespons sinyal untuk membuat lebih banyak susu.

Hormon dan ASI

Selama fase produksi ASI, tubuh Moms akan menunggu kadar hormon kehamilan yaitu hormon progesteron untuk mulai bekerja setelah bayi dan plasenta lahir serta hormon penghasil ASI termasuk prolaktin, insulin, dan hidrokortison. Hormon ini akan “memberi tahu” payudara bahwa inilah saatnya untuk mulai memproduksi ASI dalam jumlah besar. Peningkatan produksi ASI biasanya terjadi pada saat bayi berusia 3 sampai dengan 5 hari, meskipun bayi belum menyusu dengan baik atau sering. Namun, seringnya bayi menyusui bisa mempercepat proses produksi ASI menjadi lebih banyak. Pada saat ASI mulai diproduksi, payudara Moms akan mulai terasa lebih kencang dan penuh.

Setelah ASI diproduksi

Produksi susu jangka panjang yang sedang berlangsung sebagian besar bergantung pada pengeluaran ASI. Semakin sering ASI dikeluarkan, semakin banyak ASI yang dihasilkan payudara. Begitupun sebaliknya. Ketika ASI dikeluarkan lebih jarang, maka payudara akan mendapatkan sinyal untuk memperlambat produksi ASI dan membuat produksinya menjadi lebih sedikit.

Proses menyusui

Untuk mengosongkan payudara sepenuhnya, bayi harus memiliki perlekatan yang baik saat menyusui. Bayi harus menempel sepenuhnya ke payudara dan menggunakan lidah serta bibir di mulutnya untuk mengisap dengan baik, kemudian menelan. Saat bayi Moms melakukan ini, tubuh akan merespons sinyal tersebut dengan mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini menyebabkan keluarnya volume susu menjadi lebih besar.

Moms dapat menggunakan pumping ASI untuk mengosongkan payudara sepenuhnya. Moms dapat memerah ASI dengan pumping manual menggunakan tangan atau bisa memerah ASI dengan pumping elektrik.

 

 

Sumber :

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=how-breastmilk-is-made-90-P02635

https://www.medela.com/breastfeeding/mums-journey/breast-milk-supply-and-demand